Mohon tunggu...
Hendra Fokker
Hendra Fokker Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Sosial

Buruh Kognitif yang suka jalan-jalan sambil mendongeng tentang sejarah dan budaya untuk anak-anak di jalanan dan pedalaman. Itu Saja.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pasukan Shinsengumi di Kancah Revolusi Indonesia

28 Juli 2022   06:00 Diperbarui: 28 Juli 2022   06:22 1213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bendera pasukan Shinsengumi (wikipedia)

Siapa yang tidak mengenal pasukan Shinsengumi? Pasukan elit dari para samurai yang eksis sejak era keshogunan Tokugawa, Jepang. Mereka adalah pasukan pengaman (polisi) yang dikerahkan untuk menentang eksistensi "bangsa barat" di Jepang. Walau kerap diidentifikasi sebagai kelompok pemberontak dan berperangai jahat, dimana tugas menjaga kedaulatan Shogun sebagai tujuannya.

Kita tidak akan membahas secara spesifik mengenai eksistensi pasukan Shinsengumi di Jepang. Tetapi kita akan ulas mengenai eksistensi pasukan ini ditengah kancah revolusi Indonesia. Khususnya pada dekade pasca Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Dari pembentukannya dan gerak perjuangannya, yang tentu akan menarik untuk disimak.

Semua dilatarbelakangi karena kekalahan Jepang dalam Perang Asia Timur Raya. Menyerahnya Jepang kepada Sekutu ternyata tidak serta merta diamini oleh para serdadunya, khususnya di Indonesia. Dimana rata-rata para pasukan Jepang justru telah ada rasa saling mengikat, dengan dasar empati.

Tidak semua pasukan Jepang berperangai dan berperilaku kejam, karena banyak diantara mereka yang justru bergabung dengan para pejuang usai Indonesia merdeka. Contohnya adalah Pasukan Gerilya Istimewa (PGI), yang dibentuk pada 28 Juli 1948.

Dibawah koordinasi Kolonel Sungkono (Panglima Divisi I Djawa Timur) 28 pasukan Jepang kemudian bergabung dengan Brigade Surachmad. Dimana Sungkono mengangkat Tomegoro Yoshimuzi sebagai pemimpinnya.

Sebagai mantan seorang intelijen Jepang, Tomegoro sangat paham bagaimana kondisi pasukan pejuang. Maka, gerak cepatnya dalam memberi pelatihan tempur bagi pasukan pejuang di area Malang sudah menjadi agenda utamanya.

Tomegoro dibantu oleh Ichiki dalam komunikasi yang fasih dengan bahasa Indonesia. Ya, Ichiki adalah seorang jurnalis Jepang yang memang akrab dengan para pejuang sejak zaman Belanda masih berkuasa dulu.

Beberapa kali aksi yang dilakukan oleh pasukan "Shinsengumi" ini tentu saja telah membuat repot pertahanan Belanda yang hendak menguasai kembali Indonesia.

Prinsip perjuangan mereka hanya satu, yakni membantu Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaannya. Sesuai dengan janji Jepang, dan, bagi seorang samurai, janji adalah hal yang sangat penting untuk ditepati.

Apalagi hal ini menyangkut harga diri pasukan Jepang, yang tidak terima dengan kekalahan dari Sekutu. Prinsip memperjuangkan hal baik atas dasar simpati adalah asal muasal mereka mau berjibakutai di barisan pejuang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun