Mohon tunggu...
Hendra Fahrizal
Hendra Fahrizal Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Certified Filmmaker and Script Writer.

Hendra Fahrizal, berdomisli di Banda Aceh. IG : @hendra_fahrizal Email : hendrafahrizal@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Permainan Hidup

22 Januari 2023   22:17 Diperbarui: 22 Maret 2024   16:44 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokter Amrin sedang hendak melepas sarung tangan karetnya ketika pintu ruang tindakan tiba-tiba terbuka. Seorang perawat masuk dengan wajah agak tegang.

"Dok, ada orang marah-marah di lobi sana," ucapnya, "Ia mencari dokter!" Dokter Amrin bergegas ke lobi. Tidak lama ia melihat seorang bapak mengacung-ngacungkan selembar kertas mengarah ke dokter Amrin. Saat wajah Amrin muncul di balik pintu, laki-laki itu segera mendekat ke dirinya. Laki-laki itu seperti sudah sangat mengenal wajah dokter Amrin yang terkenal itu.

"Dokter, saya Fauzan. Aisyah istri saya adalah pasien Anda. Dokter harus lihat ini."

Laki-laki yang bernama Fauzan mempelihatkan secarik kertas kepada dokter Amrin.

***

Setelah bertemu dokter Amrin, Fauzan menginap di hotel di dekat klinik yang baru ia kunjungi. Malam ini ia duduk di balkon menikmati angin lantai dua yang sejuk. Ia menyalakan sebatang rokok. Sudah lama ia tak merokok. Pikirannya gamang. Ia lalu mengenang peristiwa yang terjadi bertahun-tahun lalu, ketika Aisyah, istrinya, menjalani proses transfer embrio yang sama seperti yang dilakukan dokter Amrin hari ini. Setelah proses tersebut selesai dilaksanakan, istrinya akan melewati masa observasi paska tindakan. Ia hanya diwajibkan berbaring selama 3 jam sebelum dibolehkan pulang. Ada satu pasien lain yang menjalani proses itu di waktu yang sama. Mereka dibaringkan pada ruang yang sama.

"Saya Fauzan, pak. Saya asli Aceh. Bapak dari mana?" Fauzan beramah-tamah dengan suami pasien disampingnya.

"Oh, saya Ucok Sidabutar. Kami dari Samosir," jawab Ucok. Ia terlihat terus menggenggam lengan istrinya sembari memijat-mijat lengan itu perlahan.

Dokter Amrin adalah dokter hebat di Jakarta. Sehingga pasiennya datang dari seluruh penjuru Indonesia.

"Lancar kan tadi pak Ucok?"

"Puji Tuhan Yesus, kata dokter lancar. Kita berdoa saja pak Fauzan. Ini usaha kita sama-sama."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun