Mohon tunggu...
hendra setiawan
hendra setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Merekam keindahan untuk kenangan. Menuliskan harapan buat warisan. Membingkai peristiwa untuk menemukan makna. VERBA VOLANT, SCRIPTA MANENT.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pengalaman Migrasi Aplikasi dari PeduliLindungi ke SATUSEHAT

3 Maret 2023   18:00 Diperbarui: 3 Maret 2023   17:58 1898
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Logo aplikasi PeduliLindungi dan SATUSEHAT (olahan/dok. pribadi)

Mulai 1 Maret 2023 lalu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) secara resmi menutup aplikasi PeduliLindungi. Sebuah sistem informasi yang dipakai oleh pemerintah terkait penanganan kesehatan selama masa pandemi Covid-19. Sebagai gantinya, hadir aplikasi kesehatan masyarakat yang diberi nama SATUSEHAT Mobile.

Aneka fitur  baru yang bersifat personal ini berguna untuk memberikan informasi kesehatan yang datanya bersumber dan terintegrasi dengan Rekam Medis Elektronik (RME). Harapannya, urusan kesehatan dari antrean ke RS, hasil pemeriksaan hingga pembelian obat, dapat diakses melalui aplikasi yang baru ini.

Aplikasi ini, menurut rilis yang dikeluarkan oleh Kemenkes, konon bisa mempersingkat laporan kesehatan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan (nakes). Dari sekitar 400 dipangkas dan dilebur menjadi 8 aplikasi.

Beberapa keunggulan SATUSEHAT lain yang ditawarkan adalah:

1. Makin cepat untuk mengambil nomor antrian di fasilitas kesehatan (faskes) terdekat.

2. Makin informatif karena semua riwayat kesehatan dapat diakses melalui satu pintu.

3. Makin praktis, sebab tidak perlu lagi membawa banyak dokumen fisik. Semua RME sudah tersedia di satu aplikasi.

4. Makin aman karena data RME terjamin kerahasiaannya. Semua data hanya dapat dipertukarkan antar faskes dengan izin pemilik (pengguna).

5. Makin sehat karena beragam riwayat rekam medis, vaksin, artikel kesehatan hingga pengingat minum obat tersedia di aplikasi.

Bug dan Error

Konon bagi pemilik atau pengguna smartphone yang sebelumnya sudah men-download atau menggunakan aplikasi PeduliLindungi tidak perlu lagi membuat akun yang baru. Cukup dengan melakukan login atau pendaftaran ulang dengan akun yang pernah didaftarkan sebelumnya.

Benarkah semudah itu? Komentar pengguna yang ditemukan melalui kolom tanggapan aplikasi justru mengalami hal yang sebaliknya. Terjadi bug dan error di hape-nya. Program tidak berjalan sesuai yang diharapkan. Aplikasinya justru memperlambat kinerja smartphone. Maklum saja, aplikasi yang ada sebelumnya tidak memuat banyak fitur seperti yang baru diluncurkan ini.

Update (pembaruan) yang bisa berjalan secara otomatis ini akan menghapus aplikasi PeduliLindungi dan mengubahnya menjadi SATUSEHAT. Jadi, kalau ada pengguna yang belum sempat men-capture (mengambil gambar) atau men-download sertifikat vaksin melalui aplikasi lama, data tersebut hilang alias tidak bisa tampil. Berubah model dan bentuk sebagaimana yang ada pada aplikasi yang terbaru.

Nah, kemarin (2/3/2023) saya mencoba untuk membuka aplikasi lama PeduliLIndingi. Seperti jalannya sistem komputer, not resonding. Aplikasi hanya menampilkan tampilan latar depan. Tidak ada respon berkelanjutan.  Tidak ada pergerakan seperti biasanya. Malahan muncul pemberitahuan untuk dilakukan pembaruan.

Berhubung tidak ada pilihan lain, setelah di-OK sesaat setelahnya, maka logo aplikasi terbaru SATUSEHAT menggantikan yang lama PeduliLindungi. Kalau pembaca ada yang belum pernah memakai aplikasi ini, meskipun menemukan nama aplikasi PeduliLindungi, nantinya yang keluar juga tetap akan muncul aplikasi yang baru ini.

Menjajal Aplikasi Baru

Pada tampilan menu awal tidak ada masalah berarti. Hanya selanjutnya terdapat logo dan nama aplikasi SATUSEHAT. Ditambah pilihan bahasa di pojok kanan atas, serta dua pilihan tombol "Masuk" dan "Daftar". 

Menu awal aplikasi SATUSEHAT (dok. pribadi)
Menu awal aplikasi SATUSEHAT (dok. pribadi)

 Nah, di sini pengguna akan memulai petualangan baru. Pertama, dengan menekan tombol "MASUK" dengan sebelumnya mengisi terlebih dulu "Nomor Telepon" atau "Email". Jika sudah, tidak serta merta pengguna akan berhasil masuk. Meskipun kedua data tersebut sama persis dengan yang dipakai di aplikasi PeduliLindungi. Artinya, pengguna aplikasi teranyar ini diwajibkan untuk tetap mendaftar alias "Register". Seperti daftar ulang kalau anak sekolah naik kelas.

Menu pendaftaran aplikasi SATUSEHAT (dok. pribadi)
Menu pendaftaran aplikasi SATUSEHAT (dok. pribadi)

 

Syarat dan ketentuan wajib dicentang guna mendapatkan persetujuan. Kalau mau membaca uraian yang panjang itu, dipersilakan. Tidak dibaca, juga tidak dilarang. Namun jika tombol kotak persetujuan tidak dicentang, maka jangan harap bisa mempergunakan aplikasi ini lebih lanjut.

Pendaftaran awal untuk pengguna aplikasi SATUSEHAT (dok. pribadi)
Pendaftaran awal untuk pengguna aplikasi SATUSEHAT (dok. pribadi)

 

Tidak banyak isian yang dituliskan. Hanya nomor telepon dan email sebagai syarat untuk nantinya mendapatkan 6 digit angka verifikasi dari Kemenkes secara otomatis. Kode ini berlaku 2 menit, dan bisa diulang. Namun minimal menunggu 5 menit kemudian untuk mencoba kembali.

Secara default (bawaan), di baris kedua berisi keterangan warga negara "WNI". Sesudahnya adalah "Nama Lengkap". Kemudian scroll (gulir) "Tanggal Lahir" lalu simpan.

Berikutnya adalah mengisi "Nomor Induk Kependudukan" (NIK). Terakhir, mencentang kotak tombol  persetujuan lalu "DAFTAR".

Menu isian pendaftaran aplikasi SATUSEHAT (dok. pribadi)
Menu isian pendaftaran aplikasi SATUSEHAT (dok. pribadi)

Permintaan kode verifikasi ini secepat kilat akan muncul dari WA atau email Kemenkes. Pengguna tinggal menyalin ulang atau menghafal enam angka acak yang tertera tadi.

Kode verifikasi pendaftaran aplikasi SATUSEHAT (dok. pribadi)
Kode verifikasi pendaftaran aplikasi SATUSEHAT (dok. pribadi)

 

Empat kali sesi malam saya menghabiskan waktu kurang lebih 120 menit yang tersia-sia. Sebab tombol "Selanjutnya" justru memunculkan peringatan warna merah sekilas. Kalimatnya "Sesi anda (EYD harusnya tertulis "Anda") telah habis silahkan (EYD harusnya "silakan") login kembali."

Wah... senam jantung nih dimulai... Penginnya marah-marah aja kalau sudah begini. Pembuat aplikasinya kacau...

Memang sih aplikasinya bisa dibuka, namun yang muncul di deretan paling atas adalah "Halo, Nama tidak ditemukan". Kesal nggak?!

Demikian pun pada status "Profil". Nomor dan NIK juga tertulis "tidak ditemukan". Artinya, data yang sudah dimasukkan tadi "invalid".

Mengulang jika sistem aplikasi SATUSEHAT mengalami kegagalan baca (dok. pribadi)
Mengulang jika sistem aplikasi SATUSEHAT mengalami kegagalan baca (dok. pribadi)

 

Kalaupun hendak mengubah akun seperti langkah awal tadi juga tidak akan mengubah apa-apa. Jad kalau sudah mengalami yang begini, mending "Keluar" dari aplikasi.

Sistem error di aplikasi SATUSEHAT mengakibatkan data diri kosong (dok. pribadi)
Sistem error di aplikasi SATUSEHAT mengakibatkan data diri kosong (dok. pribadi)

 

Profil alias data diri yang tertaut dengan aplikasi tidak akan memunculkan informasi apapun. Rekaman data pengguna aplikasi PeduliLindungi dianggap tidak ada pada sistem yang informasi SATUSEHAT.

Coba Lagi Peruntungan

Setelah beberapa kali mengalami kegagalan masuk sistem aplikasi, pagi hari ini (3/3/2023), ya sebetulnya iseng-iseng saja. Tak banyak berharap terkait error yang sebelumnya dialami. Saya mengulang langkah yang sama.

Traadaa.... Datanya sudah bisa masuk ke sistem. Nama saya akhirnya disapa di awal masuk aplikasi. Demikian juga dengan nomor telepon dan NIK yang didaftarkan. Sudah bisa dilihat pada "Profil" pengguna.

Data yang masuk dan terbaca sistem di aplikasi SATUSEHAT (dok. pribadi)
Data yang masuk dan terbaca sistem di aplikasi SATUSEHAT (dok. pribadi)

  

Bahasan ini tidak mengulas semua fitur aplikasi. Namun soal terpenting yang banyak dicari oleh pengguna aplikasi, yaitu sertifikat vaksin. Ada perbedaan dengan tampilan aplikasi PeduliLindungi. Di sini pengguna tidak saja menemukan informasi adanya "Tiket Vaksin" mulai dosis 1-2 dan booster 1-2.

Ada juga bentuk sertifikat vaksin yang bersifat internasional. Pengguna bisa tinggal memilih negara yang dimaksud. Pada kolom "Penyesuaian Nama", pengguna dapat pula mengisi "Nomor Paspor" dan "Nomor Lengkap Sesuai Kode MRZ". Namun, jika tidak memiliki dan mengosonginya, tak masalah. Sertifikat ini bisa tetap tampil. Berisikan semua data tanggal vaksin dan jenis yang diberikan; selain data dasar identitas dari pengguna (nama, tanggal lahir, NIK).

Pengembangan baru setifikat vaksin di aplikasi SATUSEHAT (dok. pribadi)
Pengembangan baru setifikat vaksin di aplikasi SATUSEHAT (dok. pribadi)

  

Tampilan umum riwayat vaksin hanya menyebutkan dosis ke berapa dan tempat vaksin diberikan. Lebih detilnya bisa dilihat pada tanda ">" (selanjutnya). Pengguna aplikasi bisa mengambil gambar secara langsung (screenshoot atau capture) atau lewat tombol "Unduh Sertifikat". Bentuknya adalah PDF yang nama filenya berupa "deretan angka_certificate".

Nah, untuk tampilan sertifikat domestik, ada perubahan di aplikasi SATUSEHAT. Bentuknya tidak lagi berukuran besar seperti kertas ukuran A4. Namun sudah berubah menjadi seukuran kartu pada lazimnya. Jadi kalau dulu orang membuat duplikasi sertifikat vaksin diperkecil setara KTP/SIM, sekarang memang benar-benar berupa "Kartu Vaksin".

Beda permodelan sertifikat dan kartu vaksin di aplikasi SATUSEHAT (dok. pribadi)
Beda permodelan sertifikat dan kartu vaksin di aplikasi SATUSEHAT (dok. pribadi)

 

Akhirnya bagi yang punya aplikasi berbeda, bisa memiliki koleksi dua ragam bentuk. Berupa sertifikat dan kartu vaksin. Plus versi internasional dan model keluaran Kemenkes, kalau mau lebih lengkap lagi, hehe...

Ada yang sudah menjajal migrasi aplikasi ini? Silakan mencoba...

 

Hendra Setiawan

3 Maret 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun