Mohon tunggu...
hendra setiawan
hendra setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Merekam keindahan untuk kenangan. Menuliskan harapan buat warisan. Membingkai peristiwa untuk menemukan makna. VERBA VOLANT, SCRIPTA MANENT.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Toleransi, Jangan Basa-basi

23 November 2021   17:00 Diperbarui: 23 November 2021   17:37 809
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar berita (dok. pribadi)

Seminggu lalu, 16 November diperingati sebagai Hari Toleransi Internasional alias International Day for Tolerance. Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menetapkannya sejak tahun 1996 silam pada tanggal yang sama.

Peringatan ini dibuat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat global tentang sikap toleran. Pesan penting dalam hal ini adalah meskipun manusia hidup di dalam masyarakat yang semakin beragam. Tetapi sejalan dengan itu, intoleransi juga bertumbuh di banyak tempat.

Kalau merujuk pada KBBI, pengertian "Toleransi" dituliskan: toleran/to*le*ran/ a bersifat atau bersikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dan sebagainya) yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri.

Jika dinegasikan, artinya jika ada 'pendirian' yang berbeda dengan 'pendirian' sendiri, maka seseorang atau sekelompok orang itu tidak diperkenankan untuk memaksakan pendirian tadi agar sejalan dengannya.

 

Toleransi dalam Kemajemukan

Toleransi pada prinsipnya adalah sebuah penghargaan HAM secara universal dan fundamental. Manusia pada dasarnya, secara alamiah sudah beragam. Maka toleransi dibutuhkan untuk menjamin keberlangsungan hidup sebuah komunitas yang heterogen.

Toleransi sebenarnya tidak hanya ada pada bidang keagamaan semata, seperti yang sering didengung-dengungkan. Toleransi itu punya arti yang lebih luas wilayahnya.

Jika dalam toleransi beragama, diharapkan ada sikap untuk saling menghormati dan menghargai perbedaan agama atau keyakinan orang lain. Termasuk juga dalam hal pilihan untuk memeluk agama/kepercayaan tertentu dan menjalankan ritual keagamaannya masing-masing.

Pada toleransi berpolitik, sebetulnya juga memiliki prinsip yang sama. Menghargai dan menghormati pendapat atau pandangan politik orang lain yang berbeda dengannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun