Mohon tunggu...
hendra setiawan
hendra setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Merekam keindahan untuk kenangan. Menuliskan harapan buat warisan. Membingkai peristiwa untuk menemukan makna. VERBA VOLANT, SCRIPTA MANENT.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Bangga Jadi Petani Muda

21 Juni 2021   16:30 Diperbarui: 22 Juni 2021   09:40 1235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menjadi petani di usia muda, pilihan yang tak mudah (Sumber: pixabay.com/ihsanadity)

Suatu ketika ---saya lupa persisnya ada momen apa, mungkin peringatan Hari Tani Nasional 24 September--- seorang kawan mempublikasikan foto kegiatannya di sebuah lahan yang sedang ditanami sayur. 

Belum masanya panen, namun terlihat hamparan hijau di areal lahan yang dimodikasi semacam ruang green house (tapi masih jauh jika disamakan dengan itu).

Dia seorang petani asal Kediri, Jawa Timur. Usianya masih berkisar kepala empat. Muda, tapi bangga menjadi petani. Begitu kesan yang ditampilkanya dalam sebuah unggahan di akun media sosial miliknya. Ia memang tak seperti kebanyakan pemuda yang lain. Bisa dibilang anti mainstream.

Ketika paramuda seusianya kerap menjadi bahan pemberitaan karena tak lagi berminat menjadi petani. Namun dia justru gigih dan bangga mempertahankan status ini. "Petani itu juga keren kok".

Hari Krida Pertanian

Hari ini, 21 Juni, Indonesia punya momen peringatan Hari Krida Pertanian. Tahun 2021 ini adalah perayaan kali ke-49. Hmm, sudah lama sebernarnya, tapi tak banyak yang mengetahuinya.


Krida sendiri itu apa ya pengertiannya? Buka kamus dulu, ya.... Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) artinya adalah tindakan atau perbuatan.

Nah, Hari Krida Pertanian ini adalah sebuah peringatan untuk mengenang, menghargai para petani, dan juga peternak, pegawai atau pengusaha yang bergerak di dunia pertanian. Jadi bukan dalam arti sempit petani yang terlihat sedang berada di sawah semata. Tetapi semua elemen masyarakat yang ada di sektor pertanian.

Sementara pada laman resmi Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika Kementerian Pertanian (Balitjestro Kementan), Hari Krida Pertanian juga dirayakan sebagai bentuk rasa syukur para masyarakat pertanian atas hasil panen.

Sekilas Sejarah

Bulan Juni memang menjadi bulan istimewa bagi masyarakat petani. Penetapan tanggal 21 Juni ini juga terkait dengan faktor astronomis dan pembagian musim.

Dari sisi astronomis, tanggal 21 Juni merupakan waktu ketika Indonesia mengalami pergantian iklim, yang memengaruhi kegiatan pertanian. 

Di tanggal tersebut, matahari berada dalam posisi garis balik utara (23,5 lintang utara). Waktu ini menjadi penanda dari proses produksi tanaman berakhir dan akan dimulainya proses penanaman yang baru.

Dari sisi kultural, metode musim tanam-musim panen ini di masyarakat Jawa mengenal adanya kalender Pranata Mangsa, yang diperkenalkan mulai abad IX M. Sayang, kalender ini sudah tak banyak lagi dipergunakan. Malah cenderung terlupakan, khususnya generasi kini.

Kalender ini perhitungannya sama dengan penanggalan umumnya, yang terdiri dari 12 bulan. Namun cara pembagian musim dalam 12 musim yang diuraikan ini meliputi semacam "kode" atau tanda alam seperti hujan, angin, serangga, penyakit, dan sebagainya.Tanggal 21 Juni merupakan saat permulaan musim ke-1 (satu) yang merupakan awal dari siklus 12 musim tersebut.

Petani, Profesi yang Dianggap Kelas II

Kondisi faktual memang bisa terlihat nyata, jumlah profesi petani (konvensional) yang ada di Indonesia kian hari kian menyusut. Petani dianggap pekerjaan tak bonafid, kelas II, tak terlalu dipandang mata.

Sajian angka dari Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, pada 2019 jumlah petani di Indonesia mencapai 34,58 juta. Sedangkan di tahun berikutnya, 2020, jumlah itu merosot menjadi hanya 33,4 juta petani.

Di era digital saat ini, profesi petani tak lagi menjadi minat anak-anak muda. Data Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian tahun lalu menyebutkan, jumlah petani muda di Indonesia yang berusia 20-39 tahun hanya berjumlah 2,7 juta orang atau hanya sekitar 8 persen.

Salah satu alasan mengapa banyak anak muda menolak menjadi petani, karena sempitnya lahan pertanian yang ada. Pilihan menjadi Youtuber atau Selebgram lebih menjanjikan penghasilan dan personal branding yang lebih baik dibandingkan menjadi petani. Diperkirakan pada 10 sampai 15 tahun mendatang, Indonesia akan mengalami krisis petani muda.

Maka, dengan adanya peringatan Hari Krida Pertanian ini, diharapkan bisa menggugah kesadaran semoga ke depan, dunia petanian di Indonesia dapat kembali bangkit. Ia juga mampu beradaptasi dengan teknologi baru, sehingga kesejahteraan petani makin membaik.

Kebanggaan Petani, Kebanggaan Bersama

Apa yang dilakukan oleh kawan tadi lewat media sosialnya bisa jadi menjadi personal branding yang menarik. Ia membangun citra diri yang positif dari seorang petani biasa, namun tak ketinggalan juga dari sisi modernitas media teknologi informasi.

Semoga semangat seperti ini juga bisa menular kepada rekan seprofesi lain.

Buat pembaca yang kini barangkali juga giat ikutan melakukan urban farming, ada baiknya juga dapat turut berbangga hati. Ikut serta dan mendukung, khususnya kepada para anak muda; setiap usaha dan peran serta mereka yang masih setia untuk menjadi petani.

Tanpa kehadiran mereka, kita mau makan apa? Masa mau mengandalkan impor hasil pertanian? Lha bumi Indonesia ini terkenal suburnya luar biasa, kok. Seperti kata lagunya Koes Plus, "Tongkat kayu dan batu jadi tanaman." Masa harus mundur pertanian bangsa ini?

Mari menghargai bumi tempat tinggal kita berpijak. Selamat bersyukur untuk hari yang baik ini....

21 Juni 2021

Hendra Setiawan

*) Bacaan: liputan6, tirto

**) Sebelumnya: Aja Kagetan, Aja Gumunan! Matahari Terbit dari Utara itu Bukan Keanehan

***) Selanjutnya: "Syukur Buat Hari Ini"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun