Mohon tunggu...
hendra setiawan
hendra setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Merekam keindahan untuk kenangan. Menuliskan harapan buat warisan. Membingkai peristiwa untuk menemukan makna. VERBA VOLANT, SCRIPTA MANENT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Petaka 13

16 Maret 2021   17:00 Diperbarui: 16 Maret 2021   17:11 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kolase tangkap layar berita (dok.pri)

Jika nasi bisa dibuat bubur
Apakah sebaliknya, bubur bisa menjadi nasi?

Oh, anakku...
Usiamu masih 13 tahun
Kau harusnya bisa bermain gembira dengan kawan-kawanmu

Usiamu masih belia
Sangat
Harusnya kau masih polos
Lugu
Jujur
Seperti anak-anak lain seumuranmu

Tapi...
Main-mainmu ini
Sudah tak lucu lagi
Kamu melakukan kebohongan besar
Hingga membuat nyawa gurumu melayang
Padahal ia tak melakukan kesalahan apapun
Seperti yang kautuduhkan padanya
Negerimu bergolak
Seluruh dunia ikutan bertindak
Termasuk juga di negeriku ini

Dipicu kemarahan besar
Emosi yang berlebihan
Sampai-sampai hilang akal dan moral
Mendadak jadi beringas
Menumpahkan kekesalan bukan pada sasaran dan tempat yang tepat
Hanya menjatuhkan derajat dan keadaban

Bulan berganti bulan
Lima purnama berlalu
Kebenaran pasti akan tersingkapkan
Cepat atau lambat
Semesta akan memperlihatkan itu semua
Hukum keseimbangan akan berjalan
Agar kehidupan berjalan serasi seimbang

Anakku...
Ternyata kau berdusta
Kau tidak ada di ruang kelas sekolah
Kau ternyata membolos
Dan itu bukan sekali dua
Kau takut
Kau ketakutan pada ayahmu
Hingga kau mengarang bebas
Dan ayahmu terperangkap kata bualanmu
Malangnya, ia didukung oleh mereka yang hanya bisa berpikir sepanjang pentol korek
Begitu menyala, langsung padam seketika itu juga
Tanpa ba-bi-bu
Putus kepala nyawa melayang
Sadis
Miris

Lagi-lagi dunia kaukejutkan
Pengakuan teman-temanmu sendiri
Mereka tak bisa menyembunyikan fakta
Kau tak berada di kelas waktu itu
Kau sedang entah ada di mana
Tapi kau bisa mengarang cerita
Entah...
Dari mana kekuatan narasi kebohongan itu berasal
Dari siapa kau belajarnya
Siapa yang mengajarimu

Dunia bungkam
Dalam keresahan
Seolah waktu itu 'bukan saya yang melakukan'
"Saya tak ikut," walau kenyataannya melarut

Nasi sudah jadi bubur
Tak akan pernah bisa ia dikembalikan lagi dalam bentuk semula

16 Maret 2021

Hendra Setiawan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun