Mohon tunggu...
hendra setiawan
hendra setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Merekam keindahan untuk kenangan. Menuliskan harapan buat warisan. Membingkai peristiwa untuk menemukan makna. VERBA VOLANT, SCRIPTA MANENT.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Ghosting Itu Menyakitkan, Kawan...

9 Maret 2021   16:45 Diperbarui: 9 Maret 2021   17:22 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kolase foto Felicia Tissue, Kaesang Pangarep dan Nadya Arifta (https://jatim.tribunnews.com)

Korban ghosting menjadikan dirinya sebagai pihak yang tak dihargai. Karena merasa dirinya tidak lagi tidak dicintai bisa menyebabkan rasa sedih sekaligus merendahkan diri sendiri.

Mengantisipasi Perilaku Ghosting

Berhubung ghosting terkait erat dengan masalah komunikasi, terutama yang sedang menjalin hubungan LDR (Long Distance Relationship), yang utama adalah memperbaiki pola kelancaran dalam berkomunikasi.

Hal penting di antara pasangan untuk membuat kesepakatan bersama perihal waktu untuk saling berkontak, dan membangun komunikasi. Saling bercerita, berdiskusi tentang topik bersama, dan atau obrolan-obrolan santai tapi intens.

Ghosting sama sekali tidak terbatas pada hubungan romantis jangka panjang semata. Hubungan kencan informal, pertemanan, bahkan hubungan kerja bisa diakhiri dengan bentuk ghosting.

Bagi orang yang melakukan ghosting, menjauh dari suatu hubungan, atau bahkan hubungan potensial, adalah jalan keluar yang cepat dan mudah. Tidak perlu untuk merancang bentuk sandiwara. Putus, ya, putus. Titik. Tak perlu berdebat panjang lebar, beres perkara.

Maka sebaliknya, bagi yang merasa menjadi korban ghosting; tak perlu menilai rendah diri. Berpikir positif saja. Jika memang ada yang melakukan ghosting, anggap saja mereka bukan teman, sahabat, atau pasangan yang baik dan sepadan. 

Memang bagi pihak yang di-ghosting terasa amat menyakitkan. Sulit untuk segera lepas dari bayang-bayang. Mereka yang ternyata tak dapat menunjukkan rasa hormat dengan mengucapkan salam perpisahan yang baik. Mereka itulah yang menjadi sumber masalah, bukan di pihak yang menjadi korban ghosting.

Ambil saja sisi positifnya. Ghosting itu sebagai rambu, mengingatkan hubungan itu sebaiknya dijalankan terus, waspada (hati-hati), atau cukup di sini (berhenti).  Lebih baik tahu sejak dini daripada menyesal di kemudian hari.

9 Maret 2021

Hendra Setiwan                     

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun