Paham ya, mengapa rujukannya menjadi Surabaya, bukan Sidoarjo atau Gresik. Padahal menyebutkan secara langsung juga tak banyak mempengaruhi pandangan soal tempat tersebut. Paling-paling, "Oh, daerah pinggiran itu..."
Barangkal faktor "gengsi" nama lebih membayangi hingga penyebutan nama daerah sendiri menjadi 'malu".
Kesadaran bangga pada daerah sendiri memang perlu lagi ditingkatkan. Kemarin, 21 Februari, ada peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional. Pesannya, berbangga dan saling menghargai dengan bahasa lokal yang dimiliki sendiri.
Maka, kesadaran yang sama ini perlu juga ditujukan kepada nama daerah sendiri. Biar tak lagi salah kaprah dan salah paham.
Â
Â
22 Februari 2021
Hendra Setiawan