Mohon tunggu...
hendra setiawan
hendra setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Merekam keindahan untuk kenangan. Menuliskan harapan buat warisan. Membingkai peristiwa untuk menemukan makna. VERBA VOLANT, SCRIPTA MANENT.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jumat Agung Itu bukan Paskah

20 April 2019   00:45 Diperbarui: 20 April 2019   00:48 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: instagram sesuai caption pada gambar

 

Menafsir Gambar

Gambar ilustrasi pada tulisan ini diambil dari instagram yang muncul di tahun 2019, hari ini. Sebenarnya amat banyak, hingga ratusan. Setelah disaring, tinggal puluhan. Hanya berbeda gambar background yang dipergunakan. Sesudahnya, disaring kembali karena kata yang dipakai sama. Hingga terakhir muncullah kolase di atas.

Pada slide pertama (atas-kiri), terdapat ucapan "Selamat Merayakan Hari Jumat Agung" dari Presiden @jokowi. Kata-kata pada ilustrasi ini bersifat lebih umum dan netral.

Pada slide kedua (atas-tengah), bisa juga ditambahkan kata lain untuk memberi penjelasan lain atau padanan kata. "Selamat Memperingati Jumat Agung, Wafatnya Yesus Kristus".

Pada slide ketiga (atas-kanan), memilih salah satu istilah, juga tak salah, untuk efisiensi kata. "Selamat Memperingati Wafat Yesus Kristus" plus tanggalnya sekalian: 19 April 2019.

Pada slide keempat (bawah-kiri), dibolak-balik, pun juga tak mengapa. Hari dan peristiwa atau sebaliknya, peristiwa dan harinya yang ditulis. "Selamat memperingati Jumat Agung, Wafat .... Isa Almasih".

Sumber: situs kominfo
Sumber: situs kominfo

Sebagai catatan, semestinya kalau mau konsisten, penyebutan hari libur (keagamaan) di Indonesia mempergunakan kata atau istilah yang sama. Supaya ada kesejajaran dan tidak membuat ambigu.

Sebab, pada hari raya Natal misalnya, mengapa tak disebut sekalian sebagai kelahiran Isa Almasih?! Kalau Natal saja, identik -dan kalender cetakan umumnya menuliskan catatan penjelas- sebagai kelahiran Yesus Kristus. 

Mengapa hal ini lantas jadi berubah kala ada peringatan wafat dan kenaikan-Nya?! Hanya pembuatnyalah yang tahu pertanyaan ini...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun