Mohon tunggu...
Hendra Doy
Hendra Doy Mohon Tunggu... Guru - Hendra Doy adalah nama pena. Nama asli adalah Paian Tampubolon dilahirkan di Sipahutar, 16 Januari 1966. Pendidikan Dasar dan Menengah Pertama ditempuh di Kampung Halaman. Sekolah Menengah Atas diselesaikan di P. Siantar. Lulus S1 Teologi dari HITS Karawaci, Tangerang.

Hendra Doy seorang yang selalu kritis terhadap perilaku pejabat publik sejak masa ORBA. Selama ini hanya bisa membaca sikap kritisnya dalam tulisan orang lain. Sekarang ingin menulisnya sendiri, dan semoga dibaca orang lain. Hendra Doy tidak berafiliasi dengan organisasi mana pun.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Utang di Masa Pandemi Global

7 Agustus 2020   20:09 Diperbarui: 7 Agustus 2020   20:14 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Pada saat situasi dan kondisi ekonomi dan keuangan keluarga mencapai puncaknya, dengan pengertian bisnis berjalan normal atau pekerjaan sehari-hari tidak ada gangguan, masalah keuangan pasti selalu ada karena banyak faktor. Misalnya, tidak semua orang ahli mengelola keuangan. Tidak ada ukuran yang pasti berapa jumlah uang yang cukup untuk kebutuhan hidup setiap orang.

Banyak juga orang yang tidak mau belajar untuk mencukupkan diri dengan penghasilan yang mereka dapat. Mereka yang mampu mencukupkan diri dengan penghasilan yang mereka peroleh adalah orang-orang yang berusaha keras untuk tidak terjebak pada apa yang dikatakan peribahasa populer 'LEBIH BESAR PASAK DARIPADA TIANG'. Namun, tidak sedikit orang atau keluarga yang mempraktikkan 'lebih besar pasak daripada tiang' dalam mengelola keuangan keluarga atau keuangan bisnisnya. Orang-orang seperti ini di masa pandemi global yang terjadi saat ini mengalami kesulitan ekstra dan menjadi stres karena hampir semua bisnis terdampak dan banyak pekerjaan stagnan bahkan mengalami kemunduran. Namun, hutang harus dibayar.

Pembayaran kewajiban atau hutang bisnis atau hutang keluarga harus tetap menjadi prioritas utama untuk tetap menjaga kepercayaan mitra, relasi dan sahabat. Menunda pembayaran hutang di saat mampu melakukannya merupakan sikap yang keterlaluan dan hanya orang 'kebanyakan' yang mau melakukannya. Banyak nasihat para ahli perencanaan keuangan yang bisa dilakukan. Namun, adakalanya nasihat itu 'kurang' manjur di saat sulit dan tidak menentu dan di saat hampir semua orang terdampak.

Pengalaman hidup pribadi menjadi GURU yang paling baik untuk mampu memilah skala prioritas. Kepekaan juga tidak bisa diabaikan ketika diperhadapkan dengan pengambilan keputusan untuk mampu keluar dari kesulitan membayar hutang. Misalnya, membantu sanak-saudara, tetangga atau orang lain yang susah mencari nafkah di masa sulit karena pandemi ini adalah perbuatan yang sangat mulia. Tapi, tidak perlu ada perasaan bersalah karena tidak membantu mereka karena mengutamakan bahwa hutang harus bisa dibayar.

Keluarga atau pebisnis yang biasa menabung dan masih memiliki tabungan pada saat sukar, tentu tidak begitu kesulitan membayar hutang. Bagaimana dengan mereka yang tidak mempunyai tabungan? Mereka yang tidak memiliki saham, emas atau properti yang bisa dijual? Mereka yang hanya mengandalkan pemasukan atau gaji yang tidak banyak masih bisa menyiasati pembayaran hutang di masa sulit seperti ini karena pengeluaran keluarga untuk hiburan, piknik dan pesta banyak berkurang.

Penghematan pengeluaran ini menjadi opsi pembayaran hutang dengan mengutamakan pembayaran hutang paling mendesak. Perlu diingat bahwa kehidupan banyak berubah saat ini dibandingkan dengan kehidupan pada awal tahun, misalnya. Oleh karena itu, inilah saatnya mengevaluasi ulang semua kebutuhan untuk bisa membayar hutang.

Bagaimana membayar hutang ketika anggota keluarga yang menjadi tulang punggung keuangan keluarga kehilangan pekerjaan atau peluang bisnis? Mereka harus meminta pertolongan dan dengan rendah hati membuka diri dan meminta bantuan kepada organisasi atau perusahaan yang memiliki program khusus untuk membantu mereka yang kesulitan membayar hutang.

Mereka juga harus rajin menghubungi para kreditur untuk menunjukkan niat baik dan mencoba merancang rencana pembayaran hutang yang baru dengan bayaran yang lebih rendah atau dengan masa pembayaran yang lebih longgar. Mereka juga harus rajin mencari informasi siapa tahu pemerintah daerah menawarkan program bantuan yang bisa menunda pembayaran hutang.

Jadi, sangat penting membayar hutang atau menjadwal ulang rencana pembayaran hutang sekalipun di saat krisis. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun