Mohon tunggu...
Mochamad Rizky Hendiperdana
Mochamad Rizky Hendiperdana Mohon Tunggu... Dokter - Residen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular Universitas Indonesia

twitter dan IG : @Hendiperdana Email : mhendiperdana@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Kasihinilah Kami Para Perokok Pasif

10 Januari 2011   06:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:46 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12946426911680868207

Merokok merupakan suatu aktivitas yang sudah lumrah di tengah-tengah masyarakat sekarang, semua kalangan baik dari yang paling atas sampai yang paling bawah sudah biasa terlihat menghisap racun nikotin ini. Bahkan wanita yang merokok pun sudah menjadi pemandangan biasa di tempat umum dewasa ini. Sebenarnya apa yang kita lihat ini merupakan salah satu implikasi dari derasnya iklan rokok yang massif di setiap event bahkan acara olahraga hampir semuanya disponsori oleh rokok ini.

Terlepas dari masalah sponsorhip ini, saya ingin meninjau sisi masyarakat yang tidak merokok tapi sering terpapar asap rokok dari orang yang merokok, istilah ini sudah sering kita dengar yaitu perokok pasif. Perokok pasif menurut riset yang sudah sangat sering dilakukan, memiliki resiko terjadinya penyakit yang sama dengan orang yang merokok. Resiko penyakit akibat isapan rokok ini sudah sangat familiar di telinga kita, salah satunya adalah kanker paru kronis.

Saya tidak akan banyak membahas tentang resiko penyakit-penyakit yang diakibatkan oleh rokok, karena hal itu sudah sangat sering dibahas di literature dan media-media. Kemungkinan besar juga para pembaca sudah sangat hafal akan resiko penyakit ini. Dalam tulisan ini saya hanya ingin mengajak para pembaca (yang kebetulan merokok) untuk merenungi dampak akibat yang diterima oleh perokok pasif bayangkan jika ada orang tua yang merokok di rumahnya, tapi anak dan istrinya tidak merokok tetapi mereka menghisap asap rokok dari suami atau ayahnya. Pelan-pelan bertahun-tahun tanpa disaari menumpuk sebuah penyakit pada keluarganya, dan bukan tidak mungkin beberapa dekade kemudian keluarganya mengidap penyakit akibat sesuatu yang bukan menjadi salahnya. Jangan sampai hal yang terjadi pada keluarga saya ini terjadi pada keluarga pembaca sekalian.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun