Mohon tunggu...
Hen AjoLeda
Hen AjoLeda Mohon Tunggu... Buruh - pengajar dan pegiat literasi, sekaligus seorang buruh tani separuh hati

menulis dan bercerita tentang segala hal

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Starlink di Indonesia: Transformasi atau Ancaman?

25 Mei 2024   22:35 Diperbarui: 28 Mei 2024   18:12 729
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: https://www.kompas.com

Starlink di Indonesia: Transformasi atau Ancaman?

Indonesia tengah menyongsong era baru dalam industri telekomunikasi dengan kedatangan Starlink, perusahaan milik Elon Musk yang diresmikan di Puskesmas pendamping 1 sumetra kellot 1 Denpasar Timur Bali pada minggu 19 Mei 2024 (https://www.kompas.com, 19 Mei 2024).

Indrawan Nugroho dalam akun Youtubenya (29 September 2023) menyebutkan bahwa, "Starlink ibarat batu besar yang jatuh ke dalam air, menimbulkan riak dan gelombang yang mengguncang industri telekomunikasi dalam negeri". 

Ungkapan ini mencerminkan serangkaian reaksi dan perubahan dalam industri telekomunikasi yang dapat dibawa oleh Starlink, proyek satelit internet global yang dipelopori oleh SpaceX, dalam lanskap telekomunikasi Indonesia.

Reaksi beberapa pelaku bisnis telekomunikasi yang khawatir karena merasa terancam dengan kehadiran Starlink, dan mewanti-wanti bahwa pemain asing biasanya mungkin mendapatkan perlakuan khusus, yang bisa mengganggu keseimbangan industri telekomunikasi nasional/lokal. 

Wajar kalau kemudian ada yang khawatir, meskipun tidak sedikit juga yang optimis dan menyambut baik kehadiran Starlink sebagai solusi untuk konektivitas di daerah terpencil, sekaligus akan meningkatkan persaingan dan inovasi di industri telekomunikasi.

Industri Telekomunikasi Lokal: Diproteksi atau Dibiarkan Berkompetisi?


Industri telekomunikasi di Indonesia telah dibangun oleh perusahaan-perusahaan lokal yang telah berinvestasi besar-besaran dalam infrastruktur. Layanan internet biasanya menggunakan jaringan kabel serat optik dan stasiun pemancar di daratan atau satelit di orbit jauh.  Tentunya, biaya yang mereka keluarkan tidak sedikit, begitu juga waktu, energi, serta konsistensi dalam melayani masyarakat. 

Dibandingkan dengan kemapuan teknologi tinggi Starlink yang membangun armada satelit di orbit rendah, memungkinkan pengiriman dan penerimaan data lebih cepat. Sebagaimana dilansir oleh berbagai media, jaringan Starlink terdiri dari lebih dari 5.000 satelit kecil yang mengorbit Bumi pada ketinggian sekitar 550 kilometer, dengan diperkirakan mencapai 12.000 satelit dalam beberapa tahun ke depan (Kumparan.com, 23 Mei 2024).

Starlink mengklaim kecepatan internetnya mencapai 50 Mbps, meskipun ada laporan lain yang menyebutkan kecepatan sekitar 160 Mbps, masih jauh di atas rata-rata kecepatan internet di Indonesia yang hanya 21 Mbps. Starlink juga mampu menjangkau daerah terpencil dengan kecepatan yang setara dengan kota-kota besar (Kompas.id, 19 Mei 2024).

Dengan demikian, jika dibandingkan dengan teknologi tinggi Starlink, tentunya peran industri telekomunikasi lokal pasti terancam. Apalagi menimbang kebutuhan masyarakat dan lembaga layanan publik di wilayah terpencil yang susah mendapat sambungan kabel jaringan telekomunikasi, maka kehadiran Starlink dengan berbagai inovasi dan kecanggihan teknologinya dimungkinakan akan menjadi solusi.

Kita perlu menyadari bahwa, telekomunikasi bukan sekadar bisnis, tapi juga terkait dengan kepentingan ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan kehidupan masyarakat. Konektivitas adalah masalah besar bagi Indonesia sebagai negara kepulauan. Kehadiran Starlink bisa membantu mengatasi masalah ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun