Mohon tunggu...
Helwiyah ewi
Helwiyah ewi Mohon Tunggu... Guru - Lakukan Yang terbaik

Blogger. ,writer, teacher

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Duwet

24 Desember 2021   01:17 Diperbarui: 24 Desember 2021   01:36 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak ada duren yang rontok, karena buahnya diiket  di batang  oleh pemiliknya. bahaya kalau jatuh dan menimpa orang yang lewat, begitu alasan keluarga Haji Ma'az.  Beruntung  dapat banyak  rambutan, kecapi, manga dan jamblang.  Kami pun  kumpul kembali di rumah Neneng. Enyak  sudah siapkan nasi goreng dan opak singkong.  makanan kebangsaan warga Mampang tiap pagi. nasi goreng, tempe goreng, opak singkong . Nikmat sekali, pagi pagi dingin makan nasi goreng anget ma opak gurih buatan orang  bojong gede. 

 Semua buah dicuci dan dikumpulkan untuk dibagi bagi.  Jamblang kami tempatkan di  baskom kecil, kami taburi gula putih, kami aduk aduk dengan sendok dan kami diamkan beberapa jam  untuk dimakan nanti siang sesudah meresap rasa manis gula, namanya manisan jamblang. Sementara buah dan manisan kami titip di rumah Aty dan neneng, kami pulang dulu ke rumah untuk mandi dan  setor muka kalau kami baik baik saja.   

Hanya sebentar di rumah , kami pun kembali berkumpul untuk makan buah buah hasil berburu tadi pagi.   Bahagia dan senang rasanya, makan buah tanpa beli. Buah buah itu halal, karena sudah diumumkan pak haji , tak boleh memetik  buah dari pohonnya, tapi kalau ada yang jatuh silakan ambil.  maklumlah orang tua kami rata rata pedagang tahu, pengantar susu sapi, pedagang ikan di pasar dan keamanan kelurahan. Jarang sekali makan buah, karena tak cukup uang . 

Indahnya masa kecilku dan teman teman kebon haji Maaz. Masa kecil paling bahagia. Kenangan 40 tahun silam, namun masih teringat sampai sekarang . Kini kami sudah  berusia  setengah abad, masih berkomunikasi lewat  grup di media sosial. Masih bertukar cerita tentang masa kecil di warung buncit mampang prapatan. kalau sudah berkumpul , serasa masih kecil seperti dulu.  Orang tua kami sudah tiada, rumah  masa kecil kami sebagian sudah terjual dan kami berpencar ke berbagai kota . media sosial  menjadi penghubung silaturrahim . Selalu ada hari esok untuk semangat hidup dan  selalu teringat masa lalu sebagai kenangan indah.

Bekasi, 24 Desember 2021

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun