Mohon tunggu...
Helmy RP17
Helmy RP17 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hanya seorang mahasiswa biasa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Sang Sastrawan Indonesia, Budi Darma

20 September 2021   21:45 Diperbarui: 20 September 2021   22:12 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Belum lama ini kabar duka datang dari dunia sastra, seorang penulis ternama sekaligus Guru Besar Universitas Negeri Surabaya, Prof. Dr. H. Budi Darma, M.A, telah meninggal dunia.

Beliau dikenal sebagai seorang penulis yang telah menulis berbagai cerpen, novel, dan karya tulis terkenal lainnya. Kepergian beliau membuat sedih dunia sastra di Indonesia dan seluruh keluarga besar Universitas Negeri Surabaya.

Sebagai penghormatan terakhir Budi Darma, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Surabaya mengadakan simposium yg bertajuk "Menuju Teori Sastra Dunia Jungkir Balik Budi Darma" yang diselenggarakan pada selasa, 14 September 2021 kemarin melalui platform zoom. 

Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Surabaya juga berencana menerbitkan beberapa kumpulan karangan Budi Darma yang akan diluncurkan pada hari ke-40 setelah beliau wafat.

Acara yang diselenggarakan tersebut dihadiri lebih dari 1000 peserta diantaranya, para penulis, novelis, jurnalis, kritikus dan sutradara film sebagai narasumber untuk menyampaikan opini berdasarkan sudut pandang mereka tentang sosok Budi Darma. 

Rektor Universitas Negeri Surabaya, Prof. Nurhasan, M.Kes memengatakan dalam sambutannya, simposium ini rencananya akan ditindaklanjuti dalam bentuk konferensi internasional. 

"Mohon dukungan para narasumber, tahun depan akan kita selenggarakan, dan tahun ini mulai digagas serta diinformasikan agar pelaksanaannya nanti bisa lancar dan sukses,".

Dalam simposium tersebut, salah satu narasumber, Seno Gumira Ajidarma, berpendapat dengan menganalisis salah satu karya Budi Darma dengan pendekatan yang mengutamakan kedalaman yang berpancar dari otak. "Kalau mau kaya saya jangan hanya demi kejutan." Tegas beliau.

Prof. Budi Darma dalam menulis adalah kekayaan yang beliau miliki dan kepekaan beliau tentang apa yang beliau lihat, rasakan, atau dengarkan. Ketika inspirasi itu muncul, beliau langsung lari mencari mesin ketik. 

Dan biasanya, Beliau tidak melakukan proses editing dan reviewing, karena Beliau tak ingin tulisannya berubah. 

Beliau adalah penulis yang merdeka, karena inspirasi itu sejatinya munculnya anytime, dan tidak terikat oleh apapun. Prof. Budi Darma itu penulis yang merdeka. Prof. Budi Darma itu penulis bertalenta. Beliau pernah mengatakan, kalau ingin menjadi penulis sukses, jangan menulis untuk/karena uang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun