Mohon tunggu...
Kak fika (HELLOFIKA)
Kak fika (HELLOFIKA) Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu rumah tangga yang senang menulis, masak, makan dan jalan jalan

Lahir di Palembang, lalu menikah dan tinggal di Kota Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Wisata Sejarah di Palembang, "Payo Kito Bejalan Be"

9 Januari 2018   23:18 Diperbarui: 10 Januari 2018   00:07 864
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri : di Pinggir Sungai Musi

"Apaan begini doang Palembang? " gerutu gadis berkaos kuning yang tak  lain adalah salah satu sahabat tante kecilku.  Mereka,  3 orang siswi SMA dari Jakarta bersama tante kecilku berkunjung dan menginap di rumah  kami.  Tujuannya si liburan.  Tapi waktu itu aku yang masih duduk di  kelas 3 SMP disuruh menemani mereka mengunjungi beberapa spot wisata di  Palembang. Kami berangkat kesana naik mobil Omku.   Tujuan wisata salah satunya adalah  Monpera.  Memang sih dulu lokasi satu itu mengenaskan sekali.  Bau pesing  yang menguar dari beberapa sudut monumen benar benar bikin pusing.  Wajar  saja kalau teman teman tanteku itu merasa sebal.  Apalagi mereka itu  anak anak orang kaya yang biasa berlibur ke luar negeri. 

"Ah  nggak ada apa apanya kalau di Palembang".  Itu komentar lain dari  mereka.  Aku sampai sekarang masih ingat. Saking sebal dan menyesalnya  disuruh ikut menemani mereka berkeliling.  Tante kecilku sepertinya juga  merasa tak enak.  Mereka baru diam setelah diantar membeli durian durian manis yang harganya murah meriah di pasar Benteng Kuto Besak.  Yups tahun 1997 pelataran BKB masih berupa pasar buah.  "Aiiih murah ya durian  disini" baru deh kudengar pujian dari mereka. 

Hahahah  itu kenangan 20 tahun lalu saat masih berusia 14 tahun.  Aku tahu apa  tentang wisata di Palembang? .  Tapi kalau sekarang mereka minta antar  lagi.  Aku yakin bisa pandai menerangkan wisata sejarah di Palembang.   Tapi kali ini aku tidak akan mengajak mereka duduk santai di mobil.  Ayo  kita wisata sejarah di Palembang, modalnya cuma jalan kaki dan geliga  krim supaya bebas pegal. LETS GO GUYS. 

Tentang Palembang

Palembang merupakan salah satu kota tertua di Indonesia. Berdasarkan prasasti Kedukan Bukit, Palembang sudah ada sejak 16 Juni 682.  Coba hitung sudah berapa usia Palembang?. Oh ya tahukah kamu?  nama Palembang itu diambil berdasarkan keadaan topografinya.  Menurut Bahasa Melayu, Palembang berarti suatu tempat yang digenangi air.  Wajar saja kalau sungai musi menjadi salah satu Icon dari Kota Palembang. 

Sudah  siap untuk wisata sejarah bersamaku?  Okay.  Hari ini kita akan  mengunjungi beberapa spot wisata sejarah yang letaknya berdekatan.  Kita  akan mulai dari Kantor Bedeng atau kantor walikota palembang,  kemudian  melangkah menuju Benteng Kuto Besak,  Museum Sultan Mahmud Badarudin 2, Pasar 16 ilir,   Jembatan Ampera,  Monpera dan berakhir di  Masjid Agung Palembang.  Sebelum berangkat ada baiknya menggunakan alas kaki yang nyaman, pakaian yang menyerap keringat dan jangan lupa siapkan Geliga Krim, supaya pegal pegal saat berkeliling tidak mengganggu aktivitas wisata.

img-20180102-wa0012-5a54e8eaab12ae20e840fd62.jpg
img-20180102-wa0012-5a54e8eaab12ae20e840fd62.jpg
Kantor Ledeng / Kantor Walikota Palembang

Bangunan yang bergaya De Stijl ini berdiri kokoh dengan atap datar dan bentuk dasar kotak. Didirikan pada tahun 1928 disaat Keuangan Gemeentee Palembang sedang buruk.  Bangunan yang peruntukan awalnya adalah sebagai kantor Ledeng atau menara air, menghabiskan 1 ton emas sebagai biaya pembuatannya. Kantor Ledeng yang akhirnya dialih fungsikan sebagai kantor pemerintahan pada zaman Jepang, banyak menyimpan kisahkisah heroik para pemuda Palembang dalam mempertahankan kemerdekaan. 

Dan akhirnya pada tahun 1963 Kantor Ledeng ini resmi menjadi kantor Walikota Palembang hingga saat ini.  Tenang saja, Kantor Walikota Palembang ini sekarang sangat apik, dan instagramable xixix, jadi kalau kebetulan mampir ke Palembang. Jangan lupa berfoto disini ya.  Disekitarnya pun banyak ditemui sentra makanan khas Palembang. Pempek, pasti sudah pada kenal kan?.  Ya sudah nanti saja ngomongin makanannya, sekarang mari kita berjalan kaki menuju Benteng Kuto Besak.


Benteng Kuto Besak

Dokpri : Pelataran Halaman BKB
Dokpri : Pelataran Halaman BKB
Benteng ini sebenarnya adalah bangunan keraton pada zaman kesultanan Palembang.  Yang unik dari bangunan Benteng ini adalah bahan perekatnya menggunakan kapur dan putih telur.  Benteng ini mulai dibangun pada tahun 1780 dan  merupakan  benteng yang menjaga tempat khusus kediaman raja.  Waktu yang dihabiskan untuk membangun Benteng ini adalah selama 17 tahun.  

Dan Benteng ini dilengkapi 129 pucuk meriam di atas benteng kuto besak.   Dulu halaman BKB ini dipakai untuk pasar buah, namun sekitar awal 2000an sudah dirapikan dan dijadikan kawasan wisata sungai musi.. Tidak jauh dari BKB terdapat Museum  Sultan Mahmud Badarudin II.  Nah disinilah aku tahu tentang silsilah dan lahirnya gelar bangsawan orang Palembang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun