Mohon tunggu...
Hellobondy
Hellobondy Mohon Tunggu... Pengacara - Lawyer, Blogger, and Announcer

A perpetual learner from other perspectives. Find me on IG : nindy.hellobondy Blog : Hellobondy.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ini Loh yang Harus Diperhatikan di Toilet Perempuan

11 Januari 2020   09:29 Diperbarui: 11 Januari 2020   09:37 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

"Sebel deh! Kenapa sih kalau mau ke toilet aja ribet banget!" Pertama antrenya Panjang dan lama, kedua kadang suka gak sabaran, eh pas dapet giliran ternyata

Oiya, jadi gini. Aku muncul eh aku kan ngemall di salah satu mall di Palembang, Awalnya males mau buang kenangan air kecil di sana, karena kenangan terakhir aku inget toiletnya kotor dan becek. Ya udahlaa gak tahan lagi jadi coba ke sana lagi. Dan masih sama!

Aku pribadi kalau ke toilet dimulai dengan meletakan tas/bawaan/ petenteng sana-sini, kemudian mengecek toilet kemudian menyemprotkan cairan pembersih toilet untuk yang duduk, lalu mulailah ritual membuang kenangan. 

Apakah sudah selesai? Belum ferguso, masih ada ritual lap mengelap dengan tisu terus membuang pada tempatnya. Baru deh merapikan diri, tak lupa cek barang-barang.

Setelah keluar dari toilet, kita  pun harus mencuci tangan, merapikan riasan barulah keluar. Itulah mengapa perempuan membutuhkan waktu yang ekstra ketika di toilet, sehingga toilet perempuan disediakan lebih banyak. Kemudian kamu bisa akumulasi sendiri jika membawa anak-anak atau sedang menstruasi. Lalu, bagaiamana dengan teman-teman yang berkebutuhan khusus?

Nah, inilah mengapa pemerintah mendukung agar setiap tempat umum atau fasilitas public menyediakan fasilitas yang bisa lebih mudah diaskes oleh perempuan, anak-anak, serta penyandang disabilitas.

Saya pun sangat mengapresiasi ketika mall, bandara, telah menyediakan ruang khusus ibu menyusui, ruang khusus penyandang disabilitas. Kita butuh banyak ruang yang bisa diakses secara nyaman dan sesuai kebutuhan.

Tidak hanya fasilitas yang perlu diperhatikan namun bagaimana ruangan pun tepat  guna, seperti yang saya alami, kebeneran saat itu toilet yang saya dapat adalah toilet jongkok, ohh saya pun tidak masalah, yang jadi masalah saya harus "manjat" dulu untuk naik ke atas. Jarak antara lantai dan toilet sedengkul saya yang kira-kira sekitar 50-60cm, bisa dibayangkan bagaimana "perjuangan" saya.

Oh, belum selesai di sana, saya yang tipe orang suka membawa barang "seisi kamar" mulai dari laptop, tissue, makeup, parfum, buku, casan, dsb. Harus tetap memikul beban ini ketika jongkok karena tidak disediakan gantungan untuk barang, oiya saya pun pernah mendapatkan toilet yang jarak gantungan amit-amit tingginya kaya gebetan disebrang sana, Dengan tinggi 165 cm pun saya harus menginjit untuk meletakan bawaan saya.

Untuk pembersih pun, saya merasa mall rasa tempat transit bus antar kota, menggunakan ember kecil, keran dan tembok. Ohh sungguh ini aku merasa bukan di mall. Jelaslah air membasahi lantai dengan mudahnya. Jangan tanya untuk lantai, sudah pasti jejak-jejak bermesraan di lantai.

Demikianlah, semoga kedepanya makin banyak fasilitas umum yang bisa diakses dengan mudah dan ramah perempuan, anak, dan disabilitas.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun