"Sebel deh! Kenapa sih kalau mau ke toilet aja ribet banget!" Pertama antrenya Panjang dan lama, kedua kadang suka gak sabaran, eh pas dapet giliran ternyata
Oiya, jadi gini. Aku muncul eh aku kan ngemall di salah satu mall di Palembang, Awalnya males mau buang kenangan air kecil di sana, karena kenangan terakhir aku inget toiletnya kotor dan becek. Ya udahlaa gak tahan lagi jadi coba ke sana lagi. Dan masih sama!
Aku pribadi kalau ke toilet dimulai dengan meletakan tas/bawaan/ petenteng sana-sini, kemudian mengecek toilet kemudian menyemprotkan cairan pembersih toilet untuk yang duduk, lalu mulailah ritual membuang kenangan.Â
Apakah sudah selesai? Belum ferguso, masih ada ritual lap mengelap dengan tisu terus membuang pada tempatnya. Baru deh merapikan diri, tak lupa cek barang-barang.
Setelah keluar dari toilet, kita  pun harus mencuci tangan, merapikan riasan barulah keluar. Itulah mengapa perempuan membutuhkan waktu yang ekstra ketika di toilet, sehingga toilet perempuan disediakan lebih banyak. Kemudian kamu bisa akumulasi sendiri jika membawa anak-anak atau sedang menstruasi. Lalu, bagaiamana dengan teman-teman yang berkebutuhan khusus?
Nah, inilah mengapa pemerintah mendukung agar setiap tempat umum atau fasilitas public menyediakan fasilitas yang bisa lebih mudah diaskes oleh perempuan, anak-anak, serta penyandang disabilitas.
Saya pun sangat mengapresiasi ketika mall, bandara, telah menyediakan ruang khusus ibu menyusui, ruang khusus penyandang disabilitas. Kita butuh banyak ruang yang bisa diakses secara nyaman dan sesuai kebutuhan.
Tidak hanya fasilitas yang perlu diperhatikan namun bagaimana ruangan pun tepat  guna, seperti yang saya alami, kebeneran saat itu toilet yang saya dapat adalah toilet jongkok, ohh saya pun tidak masalah, yang jadi masalah saya harus "manjat" dulu untuk naik ke atas. Jarak antara lantai dan toilet sedengkul saya yang kira-kira sekitar 50-60cm, bisa dibayangkan bagaimana "perjuangan" saya.
Oh, belum selesai di sana, saya yang tipe orang suka membawa barang "seisi kamar" mulai dari laptop, tissue, makeup, parfum, buku, casan, dsb. Harus tetap memikul beban ini ketika jongkok karena tidak disediakan gantungan untuk barang, oiya saya pun pernah mendapatkan toilet yang jarak gantungan amit-amit tingginya kaya gebetan disebrang sana, Dengan tinggi 165 cm pun saya harus menginjit untuk meletakan bawaan saya.
Untuk pembersih pun, saya merasa mall rasa tempat transit bus antar kota, menggunakan ember kecil, keran dan tembok. Ohh sungguh ini aku merasa bukan di mall. Jelaslah air membasahi lantai dengan mudahnya. Jangan tanya untuk lantai, sudah pasti jejak-jejak bermesraan di lantai.
Demikianlah, semoga kedepanya makin banyak fasilitas umum yang bisa diakses dengan mudah dan ramah perempuan, anak, dan disabilitas.