Mohon tunggu...
Hellobondy
Hellobondy Mohon Tunggu... Lawyer, Blogger, and Announcer

A perpetual learner from other perspectives. Find me on IG : nindy.hellobondy Blog : Hellobondy.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Persolan Banjir Bukan Hanya tentang Sampah Semata

5 Januari 2020   15:18 Diperbarui: 6 Januari 2020   16:07 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Korban Banjir Bandang di Kampung Somang, Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak dievakuasi menggunakan perahu karet lantaran jembatan putus Kamis (2/1/2020) (Foto: KOMPAS.COM/ACEP NAZMUDIN)

Artinya pengelolaan sampah pun harus diprioritaskan, perkara sampah bukan hanya tentang membuang pada tempatnya. Namun bagaiamana preventif penggunaan plastik, pembuangan sampah yang disediakan, lalu pengelolanya.

Eeh, tapi! Ternyata, sampah kita itu juga dikirim oleh negara-negara lain loh! Jadi yaa makin kompleks kan?. Nah, mengapa lagi-lagi di sini ada peran pemerintah? 

Saya berikan contoh, kita yang telah sadar bahwa plastic, strofome dan lain-lain itu sulit diuraikan. Kita pun memulai membawa tas belanja sendiri, membawa tumblr, sedotan dan bahkan membuat makanan kita sendiri, mengurangi konsumsi, dsb.

Tapi berapa banyak itu bisa berdampak? Yaa mungkin sangat kecil, namun kita butuh banyak orang melakukan dengan tidak sempurna daripada satu orang yang melakukan semua secara sempurna. Akan menjadi berbeda, jika pemerintah terlibat. Perubahan significant bisa terjadi.

Pemerintah melalui kebijakanya melarang penggunaan plastic di supermarket misalnya. Siapa yang akan mengikuti / patuh ? Setiap supermarket/swalayan di wilayahnya. 

Kemudian, secara bertahap kita akan mengikuti. Jadi, di sini jelas, bagaimana dampak yang bisa ditimbulkan dari pembuat kebijakan dan yang dilakukan secara individu/kelompok.

Sisi lain, pemerintah pun yang memiliki kuasa untuk membangun kota/wilayahnya yang mengedepankan aspek lingkungan dan kebutuhan masyarakat. 

Kebutuhan membangun kota yang aman, ramah anak dan perempuan serta yang berkebutuhan khusus. Pemerintah harusnya bisa menyediakan akses yang berkeadilan untuk masyarakatnya.

Jadi jelaslah bahwa kita semua terlibat dengan porsi dan peran kita masing-masing. Eh jangan lupa diantara kita dan pemerintah ada investor yang terlibat dalam hubungan ini. Nah bagaimana agar terciptanya masyarakat yang sejahtera aman dan Sentosa? Tapi apakah bisa? Atau hanya utopia?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun