Mohon tunggu...
Hellobondy
Hellobondy Mohon Tunggu... Lawyer, Blogger, and Announcer

A perpetual learner from other perspectives. Find me on IG : nindy.hellobondy Blog : Hellobondy.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Persolan Banjir Bukan Hanya tentang Sampah Semata

5 Januari 2020   15:18 Diperbarui: 6 Januari 2020   16:07 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Korban Banjir Bandang di Kampung Somang, Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak dievakuasi menggunakan perahu karet lantaran jembatan putus Kamis (2/1/2020) (Foto: KOMPAS.COM/ACEP NAZMUDIN)

Setiap negara berada di letak geografis tertentu, akan memiliki keuntungan dan dampak tersendiri, semisal, Jepang yang rentan gempa dan tsunami. 

Yang menjadi perhatian adalah bagaiamana sebuah negara menjadikan pengalaman masa lalunya untuk menghadapi berbagai macam kondisi. Kita tidak bisa mencegah bencana alam atau kodrat dari yang kuasa seperti Gunung Merapi, tsunami, Gempa dsb.

Namun, ada beberapa bencana yang memang diciptakan manusia seperti longsor, banjir, kebakaran hutan dengan tidak melakukan pengerukan kekeyaan alam secara massif baik pertambangan, perkebunan, pembangunan tidak mengedepankan dampak lingkungan.

Lalu, apa yang bisa kita lakukan? Dalam hal ini, mengapa setiap bencana yang terjadi kita sering menyalahkan pemerintah? Misalnya, padahal pejabat tersebut baru saja dilantik dan seakan kita mencari pembenaran "Kasihan ya, baru dilantik eh ada bencana terus dia gak tahu apa-apa lalu disalahkan".

Ya bener juga, tapi begini. Negara ini dibentuk berdasarkan kesapakatan dan ada struktrur dan pemisahaan kekuasaan. Walaupun Indonesia secara tidak langsung lebih condong ke ajaran Trias Politica. Eksekutif, Yudikatif dan Legislatif. Artinya, tidak semerta-merta yang terjadi tidak melalui proses dan tahapan-tahapan.

Pertanyaan selanjutnya mengapa dalam hal ini "sering" pemerintah disalahkan ? Yang dikritisi sebenarnya bukanlah personalnya, namun jabatan yang harusnya mewakili kepentingan masyarakat. 

"Sisi lain, pemerintah pun yang memiliki kuasa untuk membangun kota/wilayahnya yang mengedepankan aspek lingkungan dan kebutuhan masyarakat."

Dalam hal bencana yang dikritisi oleh masyarakat adalah tindakan preventif untuk mengurangi dampak bencana, tentang bagaiamana memanfaatkan sarana dan prasarana baik alat pompa, laporan dari BMKG, kesiapan dari pasukan Orange. Yang tak kalah penting adalah kebijakan baik itu aturan dan anggaran yang berkeadilan.

Selanjutnya, mitigasi bencana. Kesiapan dari tim SAR, pihak-pihak terkait, distribusi bantuan, pembuatan posko-posko. Kebutuhan yang tepat sasaran, tidak hanya kebutuhan makan namun bagaimana kebutuhan tim medis, sanitasi, kebutuhan ibu dan anak bisa tersedia. Kemudihan pemulihan sarana dan prasarana public.

Apakah kita ikut andil ? yaa kita pun ikut! Pola konsumsi kita yang semakin tinggi, Pertumbuhan industry kuliner, fashion, tehnologi. 

Penggunaan plastic, bahan-bahan lain yang merusak lingkungan, dan habit membuang sampah sembarangan. Sampah membuat saluran menjadi tersumbat, sampah mencemari air dan merusak ekosistem.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun