Matahari sengaja memalingkan wajahnya pagi itu
Berharap bulan tak lagi memantulkan sinarnya
Matahari mencemburui bulan
Baginya dialah sang sumber cahaya
Bukan bulan
Lalu mengapa manusia menuliskan sajak-sajak indah tentang bulan?
Dan tak satupun sajak tentang dirinya
Dan mengapa manusia selalu menyalahkan dirinya
Atas lelah derita yang mereka tanggung demi menyambung hidup
Matahari kecewa pada bulan
Dasar tak tahu berterima kasih!
Kau bulan, pantulan sinarku yang menyebabkanmu tampak cantik jelita di mata manusia
Namun tak pernah sekalipun kau berterima kasih
Dan puisi anak-anak manusia tentangmu
Bagiku tak lebih dari sebuah kegilaan
Matahari melemparkan kecewanya pada manusia
Ditutupinya wajahnya dengan kabut awan pekat
Hingga kegelapan menutupi bumi
Hampa seperti tempat yang sudah lama mati dan ditinggalkan
Tak ada lagi senda gurau
Tak ada lagi puisi
Panas membakar di dalam matahari
Berpijar melebihi nyala api
Tak ada tempat tersisa
Semua habis terbakar
Berserakan di bentangan langit
Segalanya terlambat
Sang Khalik bergugamkan lirih
Andai kau mengerti hai matahari
Untuk itulah kau diciptakan
Memancarkan sinarmu yang membawa hidup
Tak perlu kau mencemburui bulan
Dan tak perlu kau kecewa pada manusia
Kemarahanmu telah membunuhmu