Mohon tunggu...
Theresia Sima
Theresia Sima Mohon Tunggu... Universitas Mulawarman

An anatomy enthusiast who finds beauty in the human body.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kampus yang Tak Pernah Tidur: Ketika Tekanan Akademik Menggerus Kesehatan Mahasiswa

8 Oktober 2025   13:31 Diperbarui: 8 Oktober 2025   13:31 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

          Dalam benak banyak orang, masa  kuliah adalah hal menyenangkan di mana para anak muda bersenang-senang, belajar, mengembangkan diri, menghabiskan waktu bersama teman-teman di cafe, dan banyak hal lainnya. Namun dibalik citra ideal itu, ada hal yang kurang tersorot yaitu banyak mahasiswa yang menjalani hari hari melelahkan secara mental dan fisik. Mulai dari tugas yang tidak ada habisnya, jadwal yang padat dan tekanan akademik lainnya yang membuat seolah-olah "kampus tak pernah tidur". Tidur yang cukup pun dianggap sebagai kemewahan dan kelelahan adalah hal yang wajar. Fenomena ini menunjukkan hal yang serius yang kerap diabaikan, kesehatan mahasiswa yang terganggu oleh tekanan belajar berlebihan.

         Tekanan akademik yang tinggi menjadi hal yang tak terpisahkan dari kehidupan mahasiswa. Sistem yang keras ini menuntut mahasiswa produktivitas tanpa memberi waktu istirahat yang cukup, mulai dari tugas yang tidak ada habisnya, jadwal yang padat, praktikum, laporan praktikum serta mahasiswa pun dituntut untuk aktif dalam berorganisasi. Semua ini dilakukan untuk memenuhi tuntutan akademik dan sosial yang tinggi. Akibatnya, banyak mahasiswa yang terjebak dalam siklus "tidak punya waktu istirahat" , begadang pun menjadi kebiasaan sehari-hari. Padahal, begadang mempunyai efek jangka panjang yang buruk seperti, kekurangan konsentrasi, daya ingat, bahkan imunitas tubuh yang menurun.

         "Kampus tidak tidur" bukanlah ungkapan hiperbola semata, melainkan fenomena yang dapat kita lihat sehari-hari. di berbagai kampus, banyak mahasiswa yang masih bergelut dengan laptop hingga dini hari, berusaha menuntaskan laporan, tugas presentasi, hingga tugas lainnya. Ironisnya, budaya kurang tidur ini malah dianggap sebagai standar tidak tertulis agar diakui sebagai mahasiswa yang berkomitmen. Padahal di balik semangat itu, banyak mahasiswa yang kelelahan, stres hingga burn out.

        Selain mengganggu kesehatan secara fisik, budaya kurang tidur ini juga mengganggu kesehatan mental. Mahasiswa yang terus-menerus dikejar oleh tenggat waktu berpotensi mengalami kecemasan, tuntutan akademik yang berat dapat membuat mahasiswa stres dan burn itu sehingga menurunkan performa belajar. Terlebih lagi dengan adanya stigma yang menekan mahasiswa sehingga mereka cenderung memendam stres dan menahan diri daripada mencari bantuan ke psikolog. 

        Tidur adalah aktivitas biologis manusia yang sangat dibutuhkan oleh tubuh, tidur bukan menjadi pertanda bahwa kita melainkan tidur adalah kebutuhan yang harus dipenuhi. Mahasiswa yang memiliki pola tidur yang baik cenderung memiliki kekuatan memori dan kefokusan yang lebih kuat dibandingkan mahasiswa yang pola tidurnya kurang baik sehingga mengatur pola tidur ini sangat penting untuk performa akademik mahasiswa.

        Untuk mengatasi dan mencegah efek jangka panjang tersebut, diperlukan kesadaran diri dari mahasiswa untuk menyeimbangkan antara belajar dan istirahat. Mahasiswa harus belajar mengenali batas diri, memilah kegiatan yang diperlukan dan tidak, mengurangi distraksi, dan berani untuk mengambil jeda istirahat ketika pikiran dan tubuh mulai lelah. Karena dalam kenyataannya, produktivitas tidak diukur dari seberapa sedikit waktu tidur, tetapi dari seberapa efektif seseorang mampu belajar dengan sehat. 

        Selain perlu tindakan dari mahasiswa itu sendiri, kampus pun perlu melakukan tindakan terhadap fenomena ini. Kampus seharusnya menjadi tempat yang mendukung kesehatan holistik mahasiswa- tidak hanya memperhatikan prestasi akademik, tetapi juga memperhatikan kesehatan fisik dan mental mahasiswa. Pihak kampus dan dosen perlu melakukan penyesuaian terhadap tuntutan akademik, jadwal padat serta deadline yang sering kali bentrok sehingga tugas yang diberikan proporsional dan seimbang, memberikan ruang dialog, serta menumbuhkan budaya belajar yang sehat. 

       Pada akhirnya, kampus yang ideal bukanlah kampus yang "tak pernah tidur", melainkan kampus yang memberi ruang bagi keseimbangan hidup. Di tengah tuntutan akademik yang makin berat, penting bagi mahasiswa untuk memahami bahwa istirahat bukan bentuk kemunduran, melainkan bagian dari perjalanan menuju keberhasilan. Belajar memang penting, tetapi menjaga diri jauh lebih berharga. Sebab, mahasiswa yang sehat secara fisik dan mental adalah fondasi bagi masa depan yang lebih bermakna.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun