Mohon tunggu...
Irfan Rosyidin
Irfan Rosyidin Mohon Tunggu... Guru - Mencoba menjadi Oemar Bakrie di Era Modern

Menjadi guru berarti kita menjadi petunjuk arah. Karena dari kitalah anak didik kita akan menentukan arah mana yg akan mereka pilih.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Ada Rasa 17-an di 23

23 Agustus 2017   18:01 Diperbarui: 23 Agustus 2017   18:04 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Setelah lomba bakiak selesai, dilanjutkan dengan lomba membawa kelereng menggunakan sendok dan dibawa menggunakan mulut tiap peserta. Tawa kembali pecah saat perlombaan ini dimulai. Melihat ekspresi serius para peserta begitu membuat geli seluruh peserta yang lain. Begitu serius dengan wajah fokus yang semakin membuat geli kami yang ada di sana. Kegigihan mereka begitu luar biasa, ketika mereka harus mengulang kembali karena kelereng jatuh di tengah jalan. Tidak cukup di situ. perlombaan kembali dilanjutkan dengan lomba memasukkan pensil ke dalam botol. Begitu menggelikan ketika melihat usaha mereka memasukkan pensil ke dalam botol yang telah disediakan. Naik turun, naik turun, hingga berkali dicoba sampai akhirnya mereka berhasil memasukkan seluruh pensil ke dalam botol.

Di pertempuran sekarang pun kami memberikan pertempuran baru, yaitu lari sambil membawa balon diantara kedua kakinya. Tidak cukup hanya berlari, setelah para peserta sampai di titik yang ditentukan, mereka harus memecahkan balon mereka tanpa menggunakan tangan. Di sini juga kemeriahan pecah. Bagaimana setiap peserta berusaha memecahkan balon. Siswa berusaha menduduki, menindih, bahkan mencoba menginjak. Ada yang berhasil, tapi tidak sedikit yang kesulitan. Setiap peseta terjatuh, namun mereka masih bisa tertawa. Berkali dicoba hingga akhirnya berhasil. Luar biasa memang perjuangan mereka.

Perlombaan terakhir pun tiba. Estafet air. Dengan format berbeda kami berikan variasi pada pertempuran estafet kali ini. Tidak hanya memberikan, tapi peserta harus memberikan cengan cara melempar kepada anggota tim yang lainnya. Air yang sudah diwadahi menggunakan plastik tipis, secara tidak langsung menyulitkan bagi beberapa peserta. Mereka membuat air dari plastik tersebut pecah. akhirnya membasahi tubuh mereka. Begitu riuh suasana dipertempuran terakhir ini. Seluruh siswa larut dalam tawa dan semangat. Tawa karena tidak mampu menahan lucunya pertempuran tersebut. Semangat karena menginginkan kemenangan untuk tim yang mereka dukung. Luar biasa.

Pertempuran pun diakhir dengan "hujan air" yang kami ciptakan. Sisa air yang tidak habis kami lemparkan ke udara. Sontak semua siswa pun melempari teman yang lainnya menggunakan air. Perang pun akhirnya pecah. Seluruh peluh terbasuh air yang begitu menyegarkan. Itulah sebuah nikmat yang tak hingga. Ketika perjuangan tiada henti, terbayar oleh hasil yang menyenangkan. Bukan tentang hasil, bukan tentang siapa yang menang. Tetapi semua ini hanya tentang kebersamaan, kerja keras, kerja sama, dan semangat perjuangan.

Mungkin yang kami lakukan sangat jauh jika dibandingkan dengan perjuangan para pahlawan negeri ini. Namun perlajaran kecil yang kami tanamkan, mudah-mudahn bisa dipanen kelak menjadi buah pembangunan negeri yang lebih baik di masa yang akan datang. Untuk Indonesia yang lebih baik, penuh dengan kesejahteraan, penuh dengan persatuan, dan tetap taat pada aturan Illahi. Amin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun