Mohon tunggu...
Hazim Mubarok
Hazim Mubarok Mohon Tunggu... UIN Raden Fatah Palembang

S1 Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Raden Fatah Palembang

Selanjutnya

Tutup

Financial

Kajian Ekonomi: Dinamika Perkebunan Kelapa Sawit dan Implikasinya terhadap Perekonomian Lokal di Desa Sedang, Kec. Suak Tapeh, Kab. Banyuasin

13 Maret 2025   11:15 Diperbarui: 13 Maret 2025   11:15 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 2. Wawancara bersama bapak Efendi pemilik kebun Kelapa Sawit di Desa Sedang

Sedang, 13 Maret 2025

Perkebunan kelapa sawit yang ada di Desa Sedang, Kec. Suak Tapeh, Kab. Banyuasin ini merupakan salah satu sektor unggulan dalam perekonomian Indonesia, yang telah memberikan kontribusi signifikan terhadap pendapatan negara dan menciptakan lapangan kerja, baik di tingkat industri besar maupun usaha kecil. Sebagai negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia, Indonesia memegang peran penting dalam perdagangan internasional komoditas ini. Namun, seiring dengan pertumbuhannya yang pesat, sektor perkebunan kelapa sawit juga menghadirkan berbagai tantangan yang perlu diperhatikan, terutama dalam konteks dampaknya terhadap perekonomian lokal.

Banyak dari mereka yang membuka lahan sawit untuk dijual ke perusahaan, sebagian bekerja di perkebunan kelapa sawit sebagai pegawai perusahaan, buruh tani atau pekerja harian, yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan dan taraf hidup mereka. Selain itu, beberapa warga juga memperoleh manfaat dari peningkatan infrastruktur yang disediakan oleh perusahaan kelapa sawit, seperti jalan baru, sekolah, dan fasilitas kesehatan.

Perekonomian lokal di daerah-daerah penghasil kelapa sawit seringkali dipengaruhi oleh fluktuasi harga internasional, serta kebijakan perusahaan besar yang mengelola perkebunan. Meskipun sektor ini membawa dampak positif berupa peningkatan pendapatan daerah, penyerapan tenaga kerja, dan kemajuan infrastruktur, masih terdapat kesenjangan dalam distribusi manfaat tersebut di tingkat masyarakat lokal. Selain itu, keberlanjutan sektor ini juga sering kali dipertanyakan, mengingat dampak negatif terhadap lingkungan dan sosial yang ditimbulkannya, seperti kerusakan hutan, konflik lahan, serta ketimpangan ekonomi.

Pembangunan perkebunan kelapa sawit bisa dilakukan oleh pemerintah atau swasta dalam skala besar, maupun oleh petani secara mandiri. Namun, dalam perjalanannya subsektor ini sangat dipengaruhi oleh dinamika baik di tingkat nasional maupun global. Industri berbasis kelapa sawit memberikan kontribusi penting terhadap pertumbuhan ekonomi, pengurangan kemiskinan, dan perbaikan distribusi pendapatan. Industri kelapa sawit  telah  menjadi salah  satu  sektor  ekonomi yang  penting  di Indonesia, menyumbang secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

Gambar 2. Wawancara bersama bapak Efendi pemilik kebun Kelapa Sawit di Desa Sedang
Gambar 2. Wawancara bersama bapak Efendi pemilik kebun Kelapa Sawit di Desa Sedang

Menurut Bapak Efendi,  Kelapa sawit ini memiliki manfaat yang besar bagi masyarakat, terutama dalam hal ekonomi. Pendapatan kami meningkat, banyak warga juga bisa bekerja di perkebunan dan pabrik sawit. Namun dibalik manfaat dari kelapa sawit ini, ada tantangan yang harus dihadapi oleh petani yang ada disana yaitu harga Tandan Buah Segar (TBS) yang sering naik turun. Kadang, harga turun drastis, sementara biaya pupuk dan perawatan tetap tinggi.

Bagaimana perkembangan harga TBS kelapa sawit di Desa Sedang? 

Saat ini harga TBS kelapa sawit berkisar antara Rp2.300 hingga Rp3.500 per kg, tergantung usia tanaman.

Bagaimana cara petani mengatasi harga TBS yang cenderung tidak stabil?

Sebagai petani, kami harus pintar dalam mengelola keuangan. Saat harga tinggi, kami sisihkan sebagian untuk biaya perawatan kebun dan keperluan lain. Selain itu, kami juga melakukan diversifikasi usaha, seperti beternak atau menanam tanaman lain sebagai tambahan pendapatan. Beberapa petani di sini juga bergabung dalam koperasi supaya harga jual lebih stabil dan ada dukungan saat harga turun. -ujarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun