Mohon tunggu...
Tuwi Haydie
Tuwi Haydie Mohon Tunggu... -

Amatir yang terus belajar menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Mari Kita Analisa Jokowi dan ...

18 Februari 2016   07:53 Diperbarui: 5 April 2016   03:52 752
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Kompasiana editing"][/caption]

Adanya upaya sistematis pembangunan opini 'semua karena jokowi, terlihat dari artikel yang berkembang di blog kompasiana. itulah yang saya baca selama ini, dan tentu hasil tersebut adalah bagian dari diskusi kami, saya, teman-teman dari lembaga survey, dan teman-teman pengamat sosial politik, untuk lebih jelas saya jabarkan, bahwasanya pengamat sosial poliitik adalah kumpulan pengamat atau para analis bidang sosial politik, yang di dalamnya ada beberapa rektor, dosen,wartawan, rohaniawan, tukang becak, serta pedagang kaki lima,yang khusus hanya membicarakan keterkaitan politik,

pertama kita harus memahami, bahwa untuk menjadi pengamat politik haruslah juga mengamati sosial, karena dua hal tersebut tidak akan pernah bisa terpisahkan, kedua, menjadi pengamat politik yang hanya berbasis data media, harus di lakukan perbandingan antara kanal berita A, berita B dan kanal-kanal lainya, ( lebih dari 5 kanal,) juga mengenal istilah ' read the news paper. ( juga harus lebih dari 5 koran,) lalu ada istilah 'comparing the news on television, ( melihat dan membandingkan berita televisi.)

untuk melalui semua yang saya sebut di atas, tentu ada sebuah resiko, dan resiko tersebut adalah, artikel yang anda persembahkan menjadi aktual, karena berbasis data dan referensi yang luas.hingga menjadikan analisa dan pembentukan opini menjadi baik. ( tepat.) resiko yang baik bukan.?

lalu kita jangan melupakan jika sebuah blog layaknya kompasiana berisikan penulis-penulis yang mendapatkan sumber dari berita dan mengolah menjadi sebuah analisa serta pembentukan opini.( khusus politik.) tidak untuk reportase, fiksi dan lainya. mungkin ada yang yang berpengalaman langsung ( wartawan.) namun saya belum menemukan hal ini khusus untuk politik. kecuali dari tokoh-tokoh politik yang ikut ngompasiana, seperti Yusril Ihza Mahendra, Jusuf Kalla, Abdilah Toha, dan lainya. jika kita lebih banyak menggunakan parameter seperti di atas, maka hasilnya adalah resiko aktualnya sebuah artikel. ( menghubungkan keterkaitan satu sama lain akan menghasilkan pendapat dan pembentukan opini yang tepat.)

jika kita hanya memilih untuk mendapatkan jumlah pembaca yang 'wah, atau banyak hingga ribuan,maka tinggalkanlah parameter di atas, karena cukup dengan membuat judul yang provokatif dan sedikit analisa, jadilah sebuah artikel yang bisa meraih banyak pembaca. ( inilah yang kami sebut upaya pembentukan opini, semua karena Jokowi, karena hanya menyambungkan,atau kembali menyiarkan satu berita dari salah satu kanal berita.)

untuk menjadi seorang analis politik yang handal dalam sebuah blog, membutuhkan waktu yang tidak sebentar, kecuali anda seorang pelaku politik tersebut. di sini saya mengambil sample kompasianer Ninoy N karundeng, opini ninoy tidak terbentuk seketika, saya yakin ninoy selalu mencermati dan membandingkan satu sama lain pendapat, hingga apa yang di tulis ninoy menjadi parameter penulis lainya.

dalam artikel sebelumnya saya mengatakan porsi keberimbangan artikel yang terangkat dan tidak terangkat, ( terjadi ketidakadilan.) pertama karena artikel anda tidak berbobot, kedua artikel anda tidak mendapat respect dari admin, ketiga Nama anda ( penulis ) belum populer.

Artikel yang tidak berbobot tentu tidak mendapat tempat yang baik, ( terkecuali di berikan pembelaan oleh admin kompasiana. dan dukungan para kompasianer, dengan vote dan komentar,) lalu artikel berbobot tidak mendapat tempat dari admin. ( mungkin anda penulis baru. bisa saja ini pertimbangan admin,) Dan Nama besar, Nama besar seperti ninoy membutuhkan survey empiris yang dalam, untuk itulah ninoy menjadi besar. dan ini proses yang panjang,

lalu sinilah pilihan untuk kita,' ingin menjadi artikel kita terlihat update dengan kecenderungan analisa salah / ngawur, untuk mendulang pembaca atau artikel yang berbobot namun hanya di nikmati segelintir orang,

apabila saya pribadi lebih ingin mencoba menulis secara proporsional walaupun di baca segelintir orang, karena sebuah artikell adalah jejak analisa yang pembaca akan mengingat penulisnya, mungkin di saat-saat awal memang sulit mendapat hits pembaca, namun kelak dapat di pastikan bisa seperti Ninoy N karundeng, ( apabila pembentukan analisa dan Nama besar sudah di sandang,)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun