Mohon tunggu...
Tuwi Haydie
Tuwi Haydie Mohon Tunggu... -

Amatir yang terus belajar menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Politik

Setya Novanto dan Infotainment "Politik" KPK

19 November 2017   04:22 Diperbarui: 19 November 2017   06:22 1422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Setya Novanto adalah produk infotainment dari KPK yang bermain dengan cara politik. Bisakah KPK menjadikan Setya Novanto sebagai produk hukum tanpa menggunakan lanjur politik dan infotainment? kita akan menjawab bisa dan akan jauh dari prasangka KPK berpolitik jika KPK mampu menggabungkan rangkaian kasus tanpa perbedaan. berulang kali KPK membantah telah berpolitik. tapi beberapa masyarakat sudah cerdas dan bisa  melihat "perbedaan-perbedaan" penanganan kasus yang di lakoni KPK. bahkan beberapa kalangan menyebut KPK tebang pilih, (untuk ini mungkin ada benarnya juga).

Sudah banyak contoh dari pimpinan KPK yang membuat pernyataan padahal belum memiliki bukti serta keakuratan kasus, sebut saja "kasus Reklamasi Jakarta adalah Grand Corruption", lalu ada "kasus BLBI akan di tuntaskan hingga akarnya," dan "ada korupsi yang besar dan kakap." atas semua pernyataan itu publik tidak lupa. Apa salah jika Fachri Hamzah menyebut KPK omong doang.

Di dalam kasus bancakan proyek eKTP, Setya Novanto di sebut KPK sebagai "tokoh penting" pengatur korupsi. dan jika melihat nominal yang di permasalahkan KPK sebesar 2.3 Trilyun tentu bukan angka yang sedikit, namun apakah hanya Setya Novanto si tokoh penting tersebut.? bagaimana dengan Menteri keuangan saat itu? bagaimana dengan ketua DPR saat itu. dan bagaimana dengan ketua LKPP saat itu.? tidak ada protes dan tidak ada penghentian pada proyek e-KTP, pada tahun 2014 BPK di depan DPR hanya mengeluarkan audit penyalahgunaaan terkait pendistribusian, dan setelah itu barulah BPK, KPK , LKPP dan semua lembaga mulai meributkan dan ikut menyelidiki, komentar penting seorang kolega, Waoww,...ektp baru bisa di kasuskan pada tahun 2016 apa ada yang salah ya. dan "KPK menjawab melalui "infotainmentnya" semua butuh proses", kolega  saya kembali berkomentar "Kira-kira proses tersebut itu proses politik apa proses hukum." kini semua mata melihat bahwa produk dari proses itu adalah "politik,"

Sudah melakukan test the water.

Pada saat penetapan tersangaka pertama kali kepada Setya Novanto, KPK di mungkinkan dan besar kemungkinan sudah berkordinasi dengan "teman seperjuangan" itulah test the water pertama yang di lempar oleh KPK. hasilnya ternyata cukup menggembirakan KPK dan Teman Seperjuangan, bila saja hasilnya tidak menggembirakan, tidak akan mungkin KPK kembali menetapkan tersangka untuk kali kedua hingga menerbitkan Surat penahanan terhadap Setya Novanto. apa arti dari semua ini.? di dalam pojok logika mengatakan "Teman-teman Setya Novanto juga sudah takut."

Sesederhana itulah kita menganalisa. mari Kita lihat, siapa sesungguhnya yang telah meninggalkan Setya Novanto hingga "kalah berpolitik dengan KPK.? Seperti saya sebut di atas, KPK adalah lembaga hukum, mengapa bisa memenangkan pertarungan politik dengan DPR yang notabene adalah lembaga politik.

Sudah mungkin ada koalisi pengorbanan yang di langgar "Teman-Teman DPR" untuk ikut menghajar Setya Novanto, dan inilah politik, yang Baku untuk siapapun, yang harus di ingat bagi siapapun, bahwa tidak ada teman yang abadi didalam politik. Perhitungan teman-teman DPR di mungkinkan sudah tepat, mereka tahu kepada siapa harus  berteman pada saat-saat seperti ini.

Untuk saat-saat seperti inipun, saya sebagai warga biasa dengan meminjam istilah "Aku sih apa atuh,..." hanya berharap dan berharap Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK terus berjaya dengan tidak hanya berkutat pada kasus korupsi "infotainment" eKTP semata,

Jaya lah indonesia

Jaya lah Kompasiana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun