Klaten (07/02/2023), Mahasiswa KKN TIM I UNDIP 2023 Desa Ketitang, Kecamatan Juwiring memanfaatkan bayam menjadi puding tinggi zat besi sebagai upaya pecegahan anemia pada remaja putri dibarengi dengan konsumsi vitamin C.Â
Memasuki usia remaja, tentunya banyak kegiatan dan hobi yang ingin dijalani. Sehingga dengan demikian, penting bagi para remaja untuk terus menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh, agar terhindar dari berbagai macam kesehatan yang dapat mengganggu aktifitas harian. Salah satu penyakit yang harus diwaspadai tersebut, salah satunya adalah anemia. Anemia merupakan kondisi kekurangan sel darah merah di dalam tubuh atau kekurangan kadar hemoglobin (Hb) dalam darah yang disebabkan kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk pembentukan hemoglobin yang  bisa dialami oleh siapa saja, termasuk anak remaja. Namun, dibandingkan remaja putra, remaja putri berisiko lebih tinggi mengalami anemia. Salah satu alasannya karena remaja putri mengalami siklus menstruasi setiap bulannya. Menstruasi bulanan menyebabkan para remaja putri mudah mengalami anemia, yaitu kondisi dimana sel darah merah atau konsentrasi hemoglobin didalamnya lebih rendah dari biasanya. Selain untuk meminimalisasi potensi anemia yang berakibat terhadap kesehatan dan prestasi, pemberian puding bayam disertai vitamin C juga untuk mempersiapkan kesehatan remaja putri pada saat sebelum menjadi seorang ibu.
Haya Zainatul Fathinah, salah satu mahasiswa Universitas Diponegoro membuat modifikasi puding dengan penambahan daun bayam sebagai upaya pencegahan anemia pada remaj putri. Bayam memiliki kandungan zat besi yang tinggi untuk mencegah terjadinya anemia. Kandungan zat besi dalam bayam berguna untuk proses pembentukan kadar hemoglobin dalam darah. Pemberian Puding Bayam dan Vitamin C pada remaja putri ini untuk mencegah ibu nantinya melahirkan bayi dengan tubuh pendek (stunting) atau Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).