Mohon tunggu...
Hayatun Nupus
Hayatun Nupus Mohon Tunggu... Mahasiswa - Anak bungsu paling terakhir

Bintang tetaplah bintang meskipun dia telah jatuh.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Rindu Paling Rumit

27 Oktober 2021   10:49 Diperbarui: 27 Oktober 2021   10:53 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Di situlah di mulai perdebatan antara kakak-kakaku,ayah,dan juga tanteku (Ibu dr.Resti). Ka Ida sangat tak ingin ibu diisolasi,tanteku membujuk kami agar mau untuk ibuku diisolasi dan menandatangani surat pernyataan, sedangkan ayahku menyuruh untuk membawa ibu pulang. Keadaan semakin rumit karena kami sulit mengambil keputusan. Karena juga jika ibu diisolasi hanya satu orang yang boleh menjaga dan ditak boleh diganti. 

Hal ini menjadi puncak perdebatan antara Ka Ida dan tanteku. Karena tante ingin aku saja yang menjaga ibu selama diisolasi dengan alas an bahwa aku memiliki kondisi kesehatan yang baik dan mampu menjaga ibu, beda dengan Ka Ida yang keras menentang permintaan tanteku "Aku gam au kalo Nupus yang jaga ibu, aku maunya Ka Ica aja karena dia anak tertua jadi dia pasti tau cara terbaik menjaga ibu" ucapnya dalam telepon dengan nada marah. Namun tanteku juga tak mau kalah "Biar Nupus aja yang jaga ibu, Ica sering sakit juga nanti kalo dia ikutan sakit siapa yang bakal jaga ibumu!" ucapnya lantang. Setelah sekian menit perdebatan terjadi kami hanya saling diam dan bingung mengambil jalan tengahnya.

Waktu mulai senja karena aku,Ka Ica dan Daus berada di rumah sakit dari pagi maka kami memutuskan untuk pulang mandi dan mengambil baju,yang menjaga ibu kami adalah Ka Imu dan istrinya. Kami bertiga pulang mengendarai sepeda motor milikku. Di jalan sangat dingin karena memang cuaca selalu hujan setiap harinya. Kami sampai ketika hampir azan, aku tak kepikiran sedikitpun untuk mandi begitupun Ka Ica. Kami haya menyiapkan baju dan perlengkapan lainnya untuk dibawa ke rumah sakit. 

Karena waktu hampir Maghrib kami menunggu selesai sholat baru bergegas pergi ke sana lagi. Di perjalanan kami ke rumah sakit akhirnya kami memutuskan bahwa yang menjaga ibu adalah aku sendiri daripada terjadi perdebatan lagi lebih baik aku saja yang menjaga ibu.

Malampun tiba, kami sampai dengan membawa banyak barang. Kemudian Ka Imu dengan berat hati menyuruhku untuk ikut denganya,kami pergi ke ruang perawat untuk menandatangani surat pernyataan untuk isolasi. 

Dengan banyak perbincangan antara Ka Imu dan perawat bahkan mereka sempat berselisih paham, aku hanya diam mendengarkan perbincangan mereka. Akhirnya akupun mendatangani surat tersebut dan tinggal menunggu perawatb dan dokter melakukan tindakan. Lama kami semua menunggu bahkan hampir dua jam. 

Sekitar jam 10 malam akhirnya ibu kami di bawa ke ruang isolasi dengan menggunakan ambulans dan Alhamdulillahnya pada saat ibu ingin di bawa Allah kasih kami sebuah hal yang tak terduga yaitu kamidikabari bahwa ibu boleh dijaga oleh dua orang dan aku bersama Ka Ica lah yang menjaga ibu. Saat menaiki ambulans Ka Ica sangat cemas karena anaknya Daus tidak bisa ditinggal. Dengan berat hati Ka Ica tetap menaiki ambulans dan kamipun pergi ke ruang isolasi.

Daus dibawa pulang oleh Ka Imu dan Ka Santi dalam keadaan mengangis karena tidak terima ibunya pergi tanpanya. Tak lama kamipun sampai dan membawa turun semua barang dari ambulans. Kami memasuki ruangan yang di sana terdapat dua pasien yang sedang isolasi juga ditemani satu orang keluarganya masing-masing. 

Karena tidak ada kursi di samping Hospital Bed jadi kami menjaga ibu sambil berdiri atau sesekali duduk di dekat kaki ibu.

Mataku mulai ngantuk lalu akupun mengambil selimut dan bantal untuk berbaring. Ka Ica melihatku dan berkata "Kalo kamu ngantuk tidur aja de,biar kaka yang jaga ibu. Kaka juga ga bisa tidur kalo kaya gini". Karena mataku sudah tak kuasa menahan ngantuk akhirnya akupun tertidur. 

Tiba-tiba Ka Ica membangunkan aku karena ingin ke wc, "Jagakan ibu dulu,akum au ke wc sebentar" pintanya. Dengan setengah sadar akupun mengangguk dan duduk di Hospital Bed dekat kaki ibu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun