Mohon tunggu...
Hastira Soekardi
Hastira Soekardi Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu pemerhati dunia anak-anak

Pengajar, Penulis, Blogger,Peduli denagn lingkungan hidup, Suka kerajinan tangan daur ulang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jin Buang Anak

16 Maret 2022   02:55 Diperbarui: 16 Maret 2022   03:01 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jin/www.indozone.id

Aku heran sekarang jin buang anak lagi ngetrend ya. Ini gara-gara orang yang awam tapi gak punya pengetahuan sama sekali sama apa yang diomongkannya. Jadilah super ngawur. Katanya Kalimantan itu tempat jin buang anak. Coba deh emang ada jin yang suka buang anak? Secara logika saja gak adalah. 

Tapi kenapa orang itu bisa berbicara tanpa fakta yang jelas. Semua ini karena dia gak setuju ibukota pindah ke Kalimantan.  Gini ya aku ini jin, tapi selama bertahun-tahun aku gak pernah buang anak loh. Aku sudah melalangbuana ke banyak tempat, gak ada satupun jin yang buang anak. Kalau ada coba beritahu aku, aku ingin melihat dengan mataku sendiri. Ada yang berani ?

Selama aku hidup di Kalimantan, aku selalu terpesona dengan alamnya yang indah. Hutan yang lebat dengan hewan-hewannya. Sungai yang seperti laut menyeberangi pulau Kalimantan. Belum lagi kulineran yang beragam dan enak sekali. Memang dibanding dengan pulau Jawa Kalimantan tak seramai di Jawa, karena sekarang memang yang banyak diutamakan dalah pulau Jawa. Jadi jangan heran kalau di Jawa kemajuan lebih baik. 

Tapi jangan salah juga lalu menganggap orang-orang sini primitif dan suram. Kota-kota di Kalimantanpun sudah cukup bagus. Apalagi pembangunan sekarang tidak hanya dipusatkan di Jawa tapi di seluruh nusantara.  Dan Kalimantan siap untuk menjadi ibukota. Alam dan linkungannya sangat mendukung .

            "Kalau nanti gak berhasl gimana ya?"

            "Lah kok belum-belum sudah pesimis . Memang awalnya bakal sulit sekali tapi selama kita bisa berjuang pasti akan ada hasilnya."

"Dan tentunya jangan ada kaum oposan yang selalu nyinyir." Sesuatu yang baru pasti gak mudah. Pasti banyak kesulitan. Masalahnya banyak yang pesimis yang kerjanya suka nyinir ini yang sangat mengganggu semua program bagus untuk masarakat. Ternyata banyak juga jin yang setuju, karena kota Jakarta sudah penuh sesak . Ibukota butuh tempat yang lebih luas dengan segala gedung-gedung yang mendukung. Banyak negara yang berhasil, kok malah pesimis. Jin juga butuh tempat yang leluasa, Jakarta sudah bukan tempat yang nyaman.

Perkumpulan jin-jin di Kalimantan juga mulai marah, kenapa tempat tinggalnya dikatain tempat buang anak. Sejak kapan jin buang anak?  Para jin harusnya marah dan bersatu untuk mereka-mereka yang menghina Kalimanatn dengan sebutan yang jelek. Padahal penduduknya ramah-ramah dan mau bekerja sama agar Kalimantan bisa jadi pulau yang lebih maju. Jin-jin ingin sekali ikutan demo untuk menangkap pelaku nyinyirannya. Jin ingin melihat pelaku melihat ke Kalimantan bagaimana kondisi di sini, agar dia tahu Kalimantan bukan tempat buang jin anak. Mungkin dia kurang jauh pikniknya. Kalah sama jin-jin yang bisa pergi ke seluruh nusantara. Dan para jin sepakat untuk menghukum orang itu. Walaupun sudah ada pengaduan ke polisi dan sudah ditetapkan sebagai tersangka, tapi para jin belum puas. Para jin juga ingin menghukumnya.

Orang itu hampir setiap hari tak bisa tidur karena mimpi buruk didatangi oleh jin-jin yang katanya suka buang anak. Mereka ingin dirinya minta maaf sama jin-jin. Kalau tidak para jin akan selalu mendatangi setiap malamnya. Orang ini minta maaf . Tapi para jin belum percaya karena takut dikibuli lagi. Para jin menyuruhnya keluar dan berteriak minta maaf pada jin dengan suara keras. Karena takut apa yang disuruh jin dia lakukan. Tengah malam berteriak-teriak membuat orang-orang berhamburan keluar.  Esoknya sudah tersebar kalau orang ini jadi gila karena dilaporkan polisi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun