Mohon tunggu...
Hastira Soekardi
Hastira Soekardi Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu pemerhati dunia anak-anak

Pengajar, Penulis, Blogger,Peduli denagn lingkungan hidup, Suka kerajinan tangan daur ulang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kutukan

24 November 2021   02:52 Diperbarui: 24 November 2021   02:53 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
voodoo/https://intisari.grid.id

            "Nah, itu dia , apa kataku juga,"tukas Dani.

Hubunganku dengan Prita tetap saja tak ada ujungnya. Sedangkan aku sangat mencintainya dan aku tahu Prita juga. Tapi mengapa dia selalu menghindar? Saat itu aku mendapat undangan reunian SMAku. Aku jadi teringat masa-masa SMAku, juga sama banyak teman perempaunya yang naksir diriku. Tapi aku hanya memilih tentunya yang menurutku pantas aku pacari. Tiba-tiba aku terkejut. Aku ingat Nara anak perempuan yang kulitnya kelam , mungil  dan agak aneh dalam penampilannya/ Nara pernah mendekatiku. Tapi aku menolaknya dengan kasar . Nara marah dan terucap dalam dari mulutnya, kalau aku kelak sulit mendapatkan perempuan yang sangat dicintai.

            "Ingat ya, aku kutuk kamu biar kamu tak bisa mendapatkan perempuan yang kamu cintai." Begitu dia mengutuk diriku. Ah, apa benar kutukannya? Aku jadi merinding sendiri.

            "Kamu terlalu ketakutan . Mana mungkin Nara mengutuk dirimu?" tukas Dani

            "Tapi lihat diriku? aku tak bisa meraih cinta Prita."  Tapi aku ingin sekali datang ke reunian, sambil mencari keberadaan Nara. Nara harus menghilangkan kutukan untuk dirinya. Harus.

Ruangan besar itu rasanya sangat sempit. Penuh dengan teman-temannya yang rata-rata sudah punya pasanagn bahkan anak. Aku mencari-cari Nara, tapi belum ditemukan. Aku masih membayangkan wajah Nara seperti apa ya.

            "Nara." Ada yang memanggilnya. Aku mencari sumber suara dan aku melihat Nara. Nara yang sekarang berbeda. Walau kulitnya masih gelap tapi Nara tampak manis dengan gaunnya. Aku sedikit terpana. Aku mendekatinya.

            "Nara,"tukasku . Aku menyodorkan tanganku. Aku menarik Nara ke tempat sepi.

            "Tolong Nara, cabut kutukanmu pada diriku. Aku sadar aku salah dulu pada dirimu. Tolong, aku mencintai Prita tapi dia mengacuhkan aku.

            "Kutukan apa?"

            "Kamu kan mengutuk diriku waktu SMA itu?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun