Ke Mana Mereka

            "Emang kenapa?"

            "Ini berbahaya, kalau kau dipecat gimana?"

            "Kamu ini mau jadi buruh dengan upah seperti ini? Mau memperkaya pengusaha saja? Pikir Kiwil, pikir," tukas Jupri mulai kesal.

            "Ya , tak apa . tapi aku tak mau ikut demo. Aku butuh kerja untuk keluargaku. Lagipula kalau di luar sana aku tak bisa dagang. Ya , inilah yang bisa aku dapatkan. Aku hanya lulusan SMP, mau gimana lagi? :

            "Makanya aku ajak demo agar kita bisa mengubah nasib kita."

            "Baiklah, aku akan melihat kalau kau berubah nasibnya, aku akan ikutan demo lagi kalau ada lagi." Kiwil pergi meninggalkan sahabatnya.

Demonya begitu banyak buruh yang tumpah ruah di jalanan. Jupri terlihat bangga. Kalau ini berhasil, tentunya uang yang akan diberikan pada istrinya akan bertanmbah lagi. Jupri sudah membayangakn akan membeli kulkas untuk usaha dagang istrinya. Demo besar-besaran ini sangat mempengaruhi perusahaan. 

Perusahaan juga melihat beberapa provokator dari demo ini. Beberapa nama sudah dipegang perusahaan. Akhirnya demo selesai tapi banyak buruh yang justru kena PHK.  karena dianggap memprovaski demo. 

Salah satunya Jupri. Dia tak terima. Dia datangi Rumah pak Burhan. Tapi beberapa kali dirinya ditolak menemui pak Burhan. Bahkan pak Burhan seperti lepas tangan dengan dirinya. Kini  dirinya hanya terduduk sedih. Pak Burhan yang kaya itu katanya memperjuangkan hak buruh, kemana dia? Saat dirinya membutuhkan pertolongan, dia tak ada. Jupri merasa dibohongi.

Sudah hampir sebulan Jupri menganggur, berkali-kali melamar di pabrik lainnya, tapi namanya sudah jadi daftar hitam. Lalu apa yang akan dia lakukan dengan ijasah lulusan SMP? .Jupri mulai menggigau dan sering terbangun di malam hari. Setiap hari berjalan kaki untuk mencari pekerjaan. Sambil berteriak-teriak.

            "Ada orang gila, ada orang gila." Teriak anak-anak . Jupri tak mengidahkan mereka. Dia berpikir dia harus cari kerja tapi tak lupa berteriak-teriak  dan mencaci maki pabrik yang sudah memberhentikan dirinya. Terus begitu. Mungkin suatu saat akan ada demo lagi, akan ada tumbal lagi dan akan ada yang bisa duduk manis menikmati uang sambil tertawa.