Mohon tunggu...
Hastira Soekardi
Hastira Soekardi Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu pemerhati dunia anak-anak

Pengajar, Penulis, Blogger,Peduli denagn lingkungan hidup, Suka kerajinan tangan daur ulang

Selanjutnya

Tutup

Trip

Sepanjang Jalan Malioboro

16 Oktober 2019   02:27 Diperbarui: 16 Oktober 2019   02:33 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : dok pribadi

Kota Jogjakarta dari dulu terkenal dengan jalan Malioboronya. Memang sekarang tambah hits lagi karena sudah ditata dengan sangat rapih. Akibatnya wisatawan akan nyaman berjalan kaki di trotoar tanpa takut. Kalau ke Jogja memang selalu mampir ke area jalan Malioboro. Sepanjang jalan selalu ada yang bisa dilihat dan ada yang bisa dibeli. Paling sering sih beli celana panjang gombor batik buat tidur. Bahannya adem dan nyaman dipakai untuk tidur. Malioboro ini memang pusat kota Jogjakarta dan memiliki cerita sejarahnya. Lagipula adanya Malioboro ini sering juga dikaitkan dengan tiga tempat sakral yaitu Gunung Merapi, Keraton dan pantai Selatan.

Malioboro sendiri berasal dari bahasa sansekerta yang memiliki arti karangan bunga. Hal ini karena saat keraton mengadakan acara selalu ada bunga di Malioboro itu. Tapi juga kata Malioboro berasal dari  nama seorang kolonial Inggris yang bernama Marlbourogh. Dia tinggal di Indonesai dari tahun 1811-1816. Saat jalan Malioboro dibangun bersamaan dengan pembangunan keraton. Dulunya jalan Malioboro itu hanya garis imaginer yang menghubungkan Pantai Selatan --Keraton Jogjakarta -- Merapi. Dan mulai dikenal saat Belanda sedang membangun benteng Vredeburg. Malioboro akhirnya berkembang pesat karena niaga antara Belanda dan Cina. Tahun 1887 Malioboro dibagi menjadi dua bagian dengan didirikannya statsiun Tugu Jogjakarta.

Selain itu jalan Malioboro juga berperan penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Di bagian selatan jalan Malioboro pernah terjadi pertempuran sengit antara Belanda dan pejuang kita. Karena Belanda ingin menduduki kota Jogjakarta dan perang ini dikenal dengan serangan umum 1 Maret 1949 dimana akhirnya pasukan merah putih bisa menduduki lagi kota Jogjakarta. Tadi sudah disebutkan letaknya merupakan sumber iamajinasi tiga daerah tersebut. Dan Sekarang jalan ini sebagai pusat wisatawan yang ada di Jogjakarta. Trotoar di kedua sisi dipenuhi dengan orang yang berjualan. Apalagi malam hari banyak warung-warung lesehan yang buka di jalan Malioboro ini.

Kini ikon kota Jogjakarta mulai berbenah diri. Di sana sudah tak ada lagi parkir motor sehingga pejalan kaki lebih leluasa berjalan di sana. Apalagi trotoar diperlebar dengan ada jalur khusus buat yang disabilitas. Dan sepanjang trotoar banyak dijumpai tempat duduk yang terbuat dari kayu dan batu. Selain itu dilengkapi dengan pernak pernik hiasan lampu dan pohon guna mempercantik jalan Malioboro ini. Di kawasan Malioboro juga ada 13 titik yang terpasang Wifi gratis. Jadi benar-benar wisatawan atau masarakat sana dimanjakan dengan fasilitas yang ada. Benar juga saat di sana , jalan di sepanjang Maliobor sangat nyaman dan tengok kanan dan kiri bisa membeli banyak barang yang dijajakan di sana. Nah, untuk tempat duduknya ini sangat membantu banget. Saat lelah berjalan bisa istirahat sambil duduk-duduk atau memang mau santai bercengkerama dengan teman sambil foto-foto. Seringkalai di sana suka ada pertunjukan angklung atau berbagai seni yang dimainkan oleh komunitas-komunitas yang ada di sana. Akibatnya hiburan yang bisa menyenangkan masarakat dan wisatawan juga. Kelak kalau kembali ke kota Jogjakarta, Malioboro tetap menjadi tempat yang harus selalu dkunjungi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun