Mohon tunggu...
Hastira Soekardi
Hastira Soekardi Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu pemerhati dunia anak-anak

Pengajar, Penulis, Blogger,Peduli denagn lingkungan hidup, Suka kerajinan tangan daur ulang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bohong

26 Juli 2019   02:25 Diperbarui: 26 Juli 2019   02:31 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar :www.pixabay.com

Aku merasa bersyukur , hidupku selalu aku lewati dengan banyak kebahagiaan. Padahal aku ini seorang tunanetra. Kata ibuku dulu aku bisa melihat hanya karena kecelakaan mobil saat aku berusia 3 tahun aku kehilangan penglihatan . Katanya saat itu masa-masa sulit ibuku untuk membiasakan diriku tanpa mata. 

Bukan hal yang mudah tapi ibuku memang orang yang paling berusaha agar aku selalu nyaman dengan situasi ini. Tapi aku beruntung memiliki seorang ibu seperti beliau. Dan berkali-kali ibuku selalu bilang kalau aku tetap cantik walau mataku tak melihat lagi. Ada perasaan tersanjung saat ibu memujiku. Aku selalu meraba bagian wajahku sambil membayangkan betapa cantiknya aku. Tapi aku merasakan wajahku kurang mulus.

      "Bu, tapi kenapa wajahku agak kasar."

      "Tak apa Lea, hanya sedikit yang kasar, kamu tetap cantik ,"tukas ibuku. Aku tak banyak bertanya lagi karena aku yakin ibuku gak akan berbohong padaku. Begitulah saat aku keluar rumah, ada saja yang suka bisik-bisik , atau ada yang tiba-tiba takut melihat diriku. Tapi saat aku tanyakan ibu hanya bilang aku tak perlu kawatir, kau tetap cantik. Aku akhirnya tak pernah peduli lagi dengan suara bisik-bisik di sekeliling aku atau ada yang tiba-tiba menjerit. Aku yakin dengan ibuku. Gak mungkin ibu berbohong padaku.

Kehidupanku seperti putri yang selalu dilindungi ibuku sampai aku dewasa. Tapi lama kelamaan aku suka penasaran dengan wajahku. Secantik apakah aku sampai ibuku selalu menyanjung diriku. Andai aku bisa melihat, hal yang pertama aku inginkan adalah ingin melihat wajahku. Sampai suatu waktu aku akan mendapatkan donor mata . 

Tapi aku merasa kehilangan teman aku bicara. Aku hanya bicara dengan dinding-dinding kesunyian. Dimana ibuku? Kemana dia pergi. Saat aku mau mendapatkan donor mata, ibuku entah pergi kemana. Ibu dimanakah dirimu. Aku ingin kau berada di sisiku saata ku bisa melihat wajahku.

Dan kini aku sudah ada di depan kaca. Mataku masih tertutp perban.  Perlahan aku membuka mataku. Saat aku buka mataku. Aku menjerit keras karena aku melihat monster di hadapanku. Wajah yang rusak karena jaringan parut yang menebal. Aku menjerit keras dan mulai menangis . Terus tak hentinya. 

Aku merasa dibohongi selama ini. Lalu kemana ibuku? Mengapa dia membohongi diriku? Aku tak mau punya mata kalau aku bisa melihat wajah burukku. Lebih baik aku buta saja.  Dunia impianku tiba-tiba saja menghilang . 

Aku seperti turun drastis dalam hidup ini.Semua orang yang datang aku usir pergi. Aku ingin sendiri. Biar aku bicara dengan dinding-dinding kamar.ini. Aku tak peduli lagi dengan hidupku. Bertahun-tahun aku mengangap diriku putri cantik ibuku. Tapi kini aku terbangun dari mimpi buruk. Aku ini siapa. Hanya monster yang menakutkan.

      "Ibu, dimana dirimu?" 

      "Mengapa kau bohong padaku?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun