Baca juga:Â Jokowi Terjepit tapi Malah Menjepit, Rakyat Belajar Politik
Padahal sangat jelas, walau Gibran bukan kader PDI-P tetap tidak akan satu visi Anies Baswedan ataupun NasDem, kerena Presiden Jokowi sebagai orang tua daripada Gibran yang tidak sepaham dengan Surya Paloh.
Terlebih keliru lagi dan bisa disebut pepesan kosong bila mengajak Gibran sebagai calon wakil presiden (cawapres), ini sangat jauh api dari panggangnya.
Baca juga:Â Jokowi Vs Surya Paloh? NasDem Harus Tarik 3 Menterinya sebelum di Reshuffle
Juga sangat konyol Anies Baswedan memberi angin segar atau apresiasi dan menyetujui Gibran untuk ikuti pemilihan gubernur (Pilgub) DKI Jakarta. Ini memberi angin topan saja pada Gibran agar tergelincir di Jakarta.
Seandainya Anies Baswedan mendorong Gibran menjadi cagub Jawa Tengah itu lebih masuk akal, daripada Jakarta. Artinya apresiasi Anies tidak muluk-muluk.
Baca juga:Â Cara JK Kawal Anies Tanpa Partai, Sekaligus Bikin Stres Capres Lainnya
Karena king maker pilgub Jakarta yang utama adalah ketua umum parpol dan presiden terpilih 2024. Anies itu mau apa dukung Gibran menuju Jakarta. Jokowi saja bisa tak terlampau, karena Pilkada Serentak 2024 dilaksanakan setelah Jokowi tak lagi jadi presiden.
Tidak masuk akalnya Anies Baswedan menemui Gibran di Solo, maka bisa dipastikan bahwa Anies Baswedan hanya bermaksud ingin mendekati Presiden Jokowi agar ikut didukung, mininal jangan ada gap antara Presiden Jokowi dan Surya Paloh.
Baca juga:Â Â Skenario Gagalkan Anies Baswedan Dapat Tiket Pilpres 2024
Jadi pertemuan eks Gubernur DKI Jakarta yang juga Capres NasDem Anies dengan Gibran Rakabuming Raka hanya sebagai gimmick tanpa ada komitmen politik apapun, kecuali hanya bisa disebut bahwa Anies atau NasDem ada komunikasi dengan Presiden Jokowi melalui Gibran.