Mohon tunggu...
H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Pesan Sahabatku Ferdy: Bongkar dan Sebut Siapa Terlibat dalam Kasus XYZ

23 Agustus 2022   01:30 Diperbarui: 23 Agustus 2022   02:01 1869
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: TRIBUNPONTIANAK.CO.ID

"Impossible alias omong kosong, seorang Polisi bisa kaya. Sekalipun berpangkat jenderal. Anda sebenarnya ditertawai oleh rakyat bila ada Polisi pamer harta kekayaan. Kalau ada Polisi kaya, patut diragukan sumber kekayaanya dari mana."

Sebagai keluarga Polisi atau Bhayangkara, sangat prihatin terhadap oknum-oknum Polisi yang sangat tidak bersahabat atau tidak merakyat.

Polisi sebagai penegak hukum, pelindung dan pengayom rakyat, sudah tidak tercermin sebagai aparat penegak hukum. Marwah itu sudah hilang, sedih, sedih dan sedih.

Kembalikan citra dan marwahmu, hanya engkau (Polisi) yang bisa membersihkan dirimu sendiri, ingat rakyat lebih cerdas saat ini, bisa jadi masyarakat lebih cerdas daripada penyidik.

"Beritahukan kesalahanmu sendiri pada penyidik, dan jangan sampai kesalahanmu diketahui penyidik dari orang lain atau jangan paksa penyidik untuk ketahui kesalahanmu."

Polisi itu Sipil, Bukan Militer

Polisi harus lebih sipil daripada sipil itu sendiri. Kami sebagai anak Polisi dilahirkan oleh seorang Polisi dengan Nomor Registrasi Polisi (NRP) 28010029. Artinya ayah saya (Hoesein) almarhum lahir tahun 1928.

Dua angka di depan NRP anggota Polisi itu, menandakan tahun kelahiran. Jadi sangat mudah mengetahui tahun kelahiran dari seorang anggota Polri.

NRP ayah saya (penulis) lebih kurang sama dengan NRP Mayjen Polisi (Purn) Pieter Sambo, ayah dari Irjen Ferdy Sambo. 

Ayah saya lebih tua daripada Ayah Ferdy, mungkin Ayah Ferdy punya NRP dengan dua angka awal 31....... Ayah Ferdy belakangan pensiun dari ayah saya.

Kebetulan ayah saya satu angkatan dan satu sekolah dengan ayahnya Ferdy, sama-sama dari Sulawesi Selatan dan sekolah di Bandung, sekitar tahun 1955. Saya dan Ferdy belum lahir.

Ferdy berasal dari Kabupaten Tana Toraja dan saya berasal dari Kabupaten Bone. Cuma Ferdy menjadi seorang Polisi dan berpangkat jenderal bintang dua, karirnya cemerlang dan saya hanya seorang pemulung sampah. Ferdy kaya dan saya miskin.... Hehehe

Ferdy, saya pribadi sangat sedih, haru bercampur marah serta kecewa dengan kejadian yang melibatkan dirimu Ferdy dan Putri istrimu sama-sama menjadi tersangka, jenderal pula.

Seperti mimpi rasanya, awalnya saya tidak percaya dan sungguh tidak masuk akal perbuatanmu itu, bersama istri lagi. Kasian anak-anakmu, tapi ya sudah. Hadapi masalahmu dengan sabar dan jujur saja.

Tapi masih ada harapan bagimu, jangan putus asa. Namun satu catatan dari saya, kembalikan marwah Polri dengan cara bicara yang jujur saja. Itu kuncinya.

Rakyat sudah marah dan tersinggung Ferdy, sudah banyak saya tulis di ruang ini, Anda bisa baca, bagaimana perasaan saya terhadap Polri yang diobok-obok oleh Polri sendiri, kamu dan yang lain.

Pesan saya, jangan berbelit-belit, publik di luar sudah mengepung kasus ini dan rakyat inginkan segera Polri kembali baik. 

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo saja Ferdy diminta mundur atau dinonjobkan oleh DPR RI, sungguh besar masalahmu ini, karena publik paham masalahmu yang sebenarnya.

Saya ikut prihatin karena Anda - suami istri - sama terancam hukuman yang maha berat yaitu Pasal 340 Subsider 338 juncto 55, 56 KUHP, hukuman mati. Juga sepertinya berlapis atas pelanggaran terhadap UU ITE.

Dimana Ferdy disebut sebagai otak intelektual atau intelectual dader dalam insiden Polisi Tembak Polisi dengan menewaskan saudara kita almarhum Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir "J".

Prihatin Seorang Sahabat

Sebagai sahabat, saya harap Ferdy dan Putri jujurlah apa adanya. Saya cuma bisa pesan dari luar jeruji sel penjara, melalui tulisan ini, agar Anda berkata jujur apa adanya.

Tunjukkan dirimu sebagai polisi dan anak polisi dari orang tua yang bernama Mayjen Pol (Purn) Pieter Sambo yang bersahabat ayah saya, dan tidak mengejar materi yang busuk. Ingat orang tua kita Ferdy. Marah disana, pada alamnya bersama Tuhan Ymk.

Ferdy, Ayahmu dan Ayahku, pasti pernah berpesan begini, kalau mau kaya jangan jadi polisi. Maka saya tidak jadi polisi, jadi pemulung sampah.

Orang tua kita tidak kaya Ferdy, karena tidak menggunakan powernya dengan cara yang salah. Benar-benar mengabdi pada negara dan menjadi pelindung dan pengayom masyarakat sampai ahir hayatnya dipanggil pulang menghadap Tuhan Ymk, selamat menjadi polisi.

Memang benar kalau Polisi mau kaya dunia (sementara) sangat gampang, karena menghadapi orang bersalah. Bisa korupsi jabatan atau tugas pada kasus yang dihadapi dan bisa pula melindungi penjahat, semua dengan mudah dapat fulus tanpa keringat.

Tapi apakah akan bahagia? Dipastikan tidak. Karena kita hidup ditengah orang yang terjepit, atau melindungi orang yang salah.

Sungguh nistalah seorang Polisi bila memanfaatkan kekuatannya hanya untuk meraih materi, itu salah dan jangan menjadi polisi bila ingin kaya. Tapi jadilah pengusaha, pengusaha sampah saja bisa jadi kaya dan tidur nyenyak. Karena tidak ada rahasia yang membalut.

Pesan sebagai saudara, jujurlah Ferdy, bongkar saja semua masalah-masalah yang pernah kamu tangani. Sebut saja siapa-siapa yang menjadi partnermu di dalam dugaan-dugaan yang publik sudah ramai bicarakan itu.

Tidak ada lagi gunanya kamu bertahan, rakyat sudah kecewa dan termasuk saya saudaramu ikut tersinggung atas kematian Brigadir "J".

Malah saya usulkan pada Negara atau Presiden Jokowi, agar Brigadir "J" dinaikkan pangkatnya (anumerta) dua tingkat ke atas serta diangkat menjadi Pahlawan Nasional dan kuburannya di pindahkan ke TMP

Ferdy, satu cara untuk meringankan hukumanmu dari 340 ke 338 adalah, Anda harus bicara yang jujur. Buka semua yang menjadi rahasia umum saat ini.

Hanya kejujuran yang bisa mengobati dirimi dan rakyat saat ini. Saya yakin rakyat marah ya, tapi rakyat mungkin akan simpati bila Anda bongkar dugaan kasus-kasus yang pernah Anda tangani.

Seperti, Judi, Narkoba, Distribusi BBM, Minyak Goreng, Beras dan lainnya. Semua ini rakyat minta dibongkar. Polri baru bisa dipercaya kembali, bila bongkar semua itu.

Sebut semua oknum Polisi yang menjadi teman satu perbuatanmu, biar polisi tinggal satu saja yang jujur, no problem. Sekalipun itu jenderal, diatas pangkatmu.

Masih aktif atau sudah pensiun, termasuk bila ada elit politik atau pejabat negara, juga anggota DPR RI misalnya bila ada yang terlibat, sebut semua dan jangan ragu sedikitpun.

Percuma kamu sembunyi, karena sudah pasti kamu dipecat dan syukur bila hakim nantinya tidak beri keputusan hukuman mati, maka buka dan buka rahasia itu, tanpa harus Anda dipaksa jujur. Itulah sebuah tanggung jawab, bukan tanggung menjawab.

Jangan kamu nanti dipaksa oleh Penyidik Polisi dan Jaksa baru mengakui, rakyat akan tambah marah dan membencimu. Anda tahu kan, bagaimana naluri seorang penyidik bila memeriksa.

Tidak ada penjahat yang bisa lolos di depan Polisi hebat, seperti ayah kita Ferdy bila memeriksa. Tanpa alat canggih, penjahat bisa mengaku tanpa dipaksa.

Saya dan Anda tahu kejelian seorang penyidik bila memeriksa dengan benar, pasti semua bisa dideteksi. Apalagi alat bantu Polisi saat ini sangat canggih, semua bisa dideteksi dengan cepat dan akurat.

Ok Ferdy dan Putri serta oknum Polisi lainnya yang terlibat, jaga kesehatanmu dan rakyat menunggu kejujuranmu.

Medan, 23 Juli 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun