Mohon tunggu...
H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Corona di Hari Bumi, Momentum Strategis Kelola Sampah

22 April 2020   22:59 Diperbarui: 23 April 2020   03:42 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Penumpukan sampah dalam komplek perumahan masa Covid-19 di Surabaya (22/4). Sumber: Dokpri | ASRUL HOESEIN

"Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan?" (Al-Quran: Muhammad Ayat 22)

Bumi sesungguhnya terlalu baik dengan manusia. Hanya saja manusia sangat buruk memperlakukan bumi dengan seenaknya. Mungkin manusia lebih merusak alam ketimbang wabah corona virus menyerang manusia.

Sadarkah bahwa bumi sedang menangis, sehingga bencana menghampiri manusia. Bisa jadi, Tuhan melalui corona virus menegur manusia yang tamak dan sombong.

Manusia sebagai penghuni sekaligus penjaga bumi, harus selalu waspada. Karena bumi memiliki cara yang hebat dalam menjaga dirinya, bila manusia lalai. Bumi adalah saudara kembar manusia yang perlu dijaga dan dipelihara.

Paling pantas dilakukan pada masa pandemi Covid-19 dan sekaligus memperingati Hari Bumi ke 50 pada tahun 2020 (22/4). Manusia perlu introspeksi, merenungi apa yang telah dilakukan selama ini terhadap bumi dan segala isinya. 

Pada dasarnya bumi akan memusnahkan mahluk hidup yang tidak mendukung yang lainnya. Alam terus menerus melakukannya selama jutaan tahun dan sampai ahir zaman. Maka saatnya bijak merawat bumi. 

Manusia terlalu serakah dalam kehidupan. Sampai rela menghancurkan bumi dan membunuh sesamanya, melalui paham yang keliru tentang makna ramah lingkungan. Hanya untuk bisa bertahan hidup atau mempertahankan diri demi atas nama gengsi.

Kondisi bumi tentu akan menjadi lebih baik dan sehat, bila manusia mampu memelihara dan menjaganya. Hidup diatas bumi dengan mengambil manfaat sesuai porsi tanpa harus mengambil hak orang lain. Berikan hak bumi untuk selalu bersih dari sampah. 

Mampu mengelola dan mengolah bumi dan isinya secara bijaksana sesuai azas manfaat. Tanpa harus memanfaatkan dengan perilaku yang buruk terhadap bumi dan sesama manusia, demi keuntungan sesaat. 

Ilustrasi: GiF mengucapkan Selamat Hari Bumi Ke-50 Tahun 2020 (22/4). Sumber: Dokpri | ASRUL HOESEIN
Ilustrasi: GiF mengucapkan Selamat Hari Bumi Ke-50 Tahun 2020 (22/4). Sumber: Dokpri | ASRUL HOESEIN
Pemerintah Perlu Mengubah Paradigma
Pengelolaan dan pengolahan sampah di Indonesia masih karut-marut pada 514 kabupaten dan kota. Belum ada tercipta sistem terintegrasi secara nasional dalam penanganan sampah dan limbah medis dari hulu ke hilir.

Sampah dan kaitannya sampai pada Hari Bumi ke-50 tahun 2020, masih menyimpan problem yang tarik ulur. Maka tidak disadari akan menjadi bertambah pula masalahnya. Seharusnya pemerintah dan pemda segera mengubah paradigma menuju profesionalisme.

Akankah kita bertahan selamanya, bila bumi murka? Tentu jawabannya "Tidak". Jika ingin bertahan selamanya, maka manusia harus memberikan "manfaat" pada semuanya (alam dan isinya). Jika tidak, apakah yang akan bumi lakukan ? Secara alamiah, bumi akan memusnahkan manusia.

"Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman: "Pukullah batu itu dengan tongkatmu". Lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air. Sungguh tiap-tiap suku telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing). Makan dan minumlah rezki (yang diberikan) Allah, dan janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerusakan" (Al-Quran Al Baqarah Ayat 60)

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sebagai leading sector persampahan masih ogah menjalankan regulasi sampah yang sudah sangat baik, yaitu Undang-undang No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah (UUPS).

UUPS, sangat pro-rakyat, pro-industri daur ulang, serta pro-industri produk berkemasan. Semua pemangku kepentingan (stakeholder) sampah sangat bersuka cita bila UUPS diaplikasi dengan sempurna pasal demi pasal.

Apalagi UUPS semakin sempurna setelah di-backup oleh Perarutan Pemerintah (PP) No. 81 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.

Mari kita hentikan sandiwara murahan yang selalu menyalahkan plastik dan tidak patuh pada kebijakan yang telah dibuat. Ahirnya rakyat selalu disalahkan dalam mengelola sampah. Mari sadar bahwa yang bermasalah justru oknum pemerintah dan pemda yang tidak taat UUPS.

Baca Juga: Waspada, Limbah Medis Covid-19 Meningkat Tajam

Ilustrasi: Penumpukan limbah medis rumah sakit masa Covid-19 di Surabaya (22/4). Sumber: Dokpri | ASRUL HOESEIN
Ilustrasi: Penumpukan limbah medis rumah sakit masa Covid-19 di Surabaya (22/4). Sumber: Dokpri | ASRUL HOESEIN
Sampah, Bumi, dan Covid-19
Diperparah oleh terjadi pandemi Covid-19, di mana limbah masker atau limbah medis lainnya semakin liar dan menumpuk, akibat permintaan pemakaiannya bertambah dan tidak tertangani secara baik di sumber timbulannya.

Banyak alat pelindung diri (APD) dan alat medis yang terkait dalam pencegahan dan penanganan Covid-19 yang berahir menjadi sampah dan limbah medis dari Covid-19.

Kondisi sampah pada kondisi biasanya tanpa Covid-19, produksi sampah hanya 0,5-0,7 kg/orang/hari dan saat Covid-19 bisa mencapai tiga kali lipat. Meski limbah medis pada masa Covid-19 tersebut bukan sepenuhnya berasal dari pasien atau orang perorang, tapi juga dari tenaga medis yang menangani pasien.

Penanganan Sampah di Sumber Timbulan
Problem besar dalam penganan sampah dan limbah medis di Indonesia adalah tidak adanya penanganan di sumber timbulan sampah sebagaimana amanat atau perintah dari undang-undang persampahan.

Terlebih dalam masa pandemi Covid-19, terjadi penurunan harga minyak bumi. Hal tersebut mempengaruhi roda kegiatan industri daur ulang sampah, khususnya sampah plastik.

Maka semakin menurun permintaan bahan baku eks-sampah termasuk limbah medis oleh usaha industri daur ulang. Maka otomatis penyerapan sampah atau limbah medis terjadi kevakuman dan/atau stuck. Baik di rumah sakit, puskesmas maupun di tempat lainnya.

Akibat semuanya itu, umumnya usaha dari perusahaan para mitra rumah sakit atau lainnya yang keseharian mengambil sampah atau limbah medis tidak beroperasi alias setop mengambil limbah sebagaimana biasanya. Karena tidak ada pembelian dari industri daur ulang. 

Ilustrasi: Penumpukan limbah medis rumah sakit masa Covid-19 di Surabaya (22/4). Sumber: Dokpri | ASRUL HOESEIN
Ilustrasi: Penumpukan limbah medis rumah sakit masa Covid-19 di Surabaya (22/4). Sumber: Dokpri | ASRUL HOESEIN
Alternatif Solusi Limbah Medis
Mengantisipasi limbah medis selama masa Covid-19 dan turut memberi sumbangsih pada Hari Bumi ke-50, penulis melalui Green Indonesia Foundation (GiF) Jakarta. Berusaha memberi solusi kepada pemerintah dan pemda. Termasuk jalan keluar terhadap penanganan sampah dan limbah Covid-19 di rumah sakit dan puskesmas. 

GiF sebagai lembaga nirlaba dan inisiator berdirinya Primer Koperasi Pengelola Sampah (PKPS) Surabaya, meminta PKPS bersama jejaringnya untuk ikut terlibat menjaga bumi dari sampah. Agar turun membantu pihak rumah sakit di seluruh Indonesia, dalam menangani limbah Covid-19 dan sampah plastik lainnya. Agar tidak bertumpuk di timbulannya.

Beberapa jejaring PKPS Surabaya yang turut memberi dukungan seperti PT. Kemasan Ciptatama Sempurna Pasuruan, PT.  B-Plast Sidoarjo serta PT. Tritunggal Bina Persada Surabaya. Agar penanganan sampah selama Covid-19 bisa tertangani dengan baik.

Bagi Rumah Sakit atau pengelola sampah lainnya diseluruh Indonesia yang kewalahan menangani sampah dan limbah Covid-19, bisa hubungi PKPS Surabaya (Klik diSini) untuk menangani sampah di wilayahnya, termasuk eks-sampah psfoam atau styrofoam dan plastik multylayer.

Selamat Hari Bumi ke-50 Tahun 2020, teruslah menjaga bumi dari sampah. Karena bumi adalah saudara kembar manusia. Sementara manusia memproduksi sampah, untuk dimanfaatkan kembali kepada kehidupan. Sampah adalah berkah dan manfaat berganda yang diberikan oleh Tuhan Ymk. Aamin.

Surabaya, 22 April 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun