Mohon tunggu...
H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Rahasia Kelola Sampah

25 November 2018   02:31 Diperbarui: 25 November 2018   04:25 493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Penulis di TPA Tamangapa Kota Makassar. Dok: Pribadi.

Sampah itu sesungguhnya alat pemersatu manusia tanpa batas. Baik suku, agama, ras, golongan, negara dll. Kita ini manusia sebagai produsen atau pabrik sampah, coba sahabat-sahabatku merenung sejenak. Tanya kata Hati... dan jawab sendiri. Jawabannya "mungkin" itu menakjubkan. Yaa tentu bagi manusia yang berpikir.

Sekiranya sampah bisa berbahasa #literasi seperti manusia. Sampah akan mengatakan "Hey manusia yang produksi saya (sampah), Anda jangan takut urus saya secara bersama dan berbeda. Karena Anda tidak bisa selesaikan atau atasi saya tanpa bergotong royong atau kemitraan dalam ikatan persaudaraan yang kuat, juga Anda tidak bisa urus saya tanpa penggabungan keahlian dan pengalaman yang berbeda".

Karena memang saya disebut #sampah dari perbedaan itu sendiri. Jadi saya butuh "keahlian" yang berbeda pula diantara manusia itu. Saya bukan sampah bila tidak berada pada perbedaan itu, Anda sendiri yang membuat saya berbeda. Anda salah dan keliru besar bila posisikan saya pada kondisi atau benda yang utuh.

Ingat!! Setelah saya utuh olehmu, itu disebut bahan baku yang manusis butuhkan. Tapi saya akan jadi musuhmu bila Anda campakkan saya. Ujungnya Anda akan bingung sendiri hadapi saya, karena salah sikap (mindset) hadapi saya selaku benda yang dicampakkan oleh golonganmu manusia. 

Anda manusia harus sadar bahwa sesungguhnya saya dan Anda sama di"cipta"kan oleh Tuhan YMK. Namun saya sebagai sampah berguna untuk kehidupan manusia, sementara saya tidak harapkan keberadaanmu, karena Andalah yang membuang saya disembarang tempat lalu Anda nikmati hasil dari saya sebagai sampah yang terbuang. Padahal nikmat yaaa hasilnya ???

Hey manusia "Kamu keliru berniat, berpikir dan bertindak monopoli" saya sebagai sampah tidak suka sikap monopoli manusia. Anda tidak bisa urus saya bila Anda berada pada kelompokmu saja yang mau nikmati saya. Pada kelompok-kelompok yang berbeda itu, Anda berpikir dan bekerja sinergi, lalu Anda bisa nikmati saya dengan tenang dan manfaat buatmu dalam kehidupan yang berbeda atau plural itu.

Karena karakteristik saya berbeda, maka jelas saya suka manusia yang berbeda pula untuk urus saya dalam satu kesatuan atau kebersamaan, lalu Anda bersama (pilah saya) lalu nikmati saya (sampah) dalam perbedaan itu. Berbedalah lalu bersatu ambil nikmat dari saya. Saya tidak butuh pemikiran besar tapi egois, saya hanya butuh pemikiran sederhana tapi bersatu dalam perbedaan itu.

Anda manusia tidak usah ragu akan kekurangan "volume" dari saya dan jangan karena kejar volume saya sehingga Anda berbeda tajam. Justru tidak bisa nikmati saya bila Anda Egois hadapi sesamamu manusia yang mau nikmati saya sebagai sampah, apalagi egois hadapi saya. Saya tidak suka Anda sebagai produsen sampah berada dalam egoisme urus saya dimana Anda sendiri yang produksi saya dari ragammu yang berbeda. Anda harus sadari itu, saya hadir oleh manusia yang berbeda.

Kalau Anda manusia mau nikmati saya selaku sampah, Anda hentikan spekulasi bodohmu sebagai manusia yang berpikir. Saya tidak butuh orang pintar, tapi saya butuh orang cerdas yang berpikir sederhana tapi fokus dan jujur alias bersih. Saya sesungguhnya bukan benda kotor, cuma berbau saja... hehehe pahami itu, tapi saya butuh yang berpikir bersih untuk siasati saya yang berbau ini. Anda salah urus, Anda akan ikut berbau atau akan diketahui spekulasi kotormu itu.

Anda tidak bisa nikmati saya bila Anda tidak jadikan perbedaan itu untuk sebuah keberhasilan mengelola saya sebagai benda mati (tapi nan hidup) yang berada pada posisi perbedaan hasil rekayasamu sendiri wahai manusia, yang tidak tahu diri akan keberadaanku olehmu. Mudah urus saya bila Anda berpikir sehat dan terbuka. Karena dimana ada manusia disitu saya berada, keberadaanku karena manusia. Maka saya butuh manusia konsisten urusi saya secara berkelanjutan.

Berpikir sehatlah Anda dalam siasasi saya sebagai sampah. Jangan jadi sampah ditengah sampah... !!! 

Bagaimana pendapat Anda ?

Green Indonesia Foundation

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun