Namun, saat kami hendak keluar dari rumah Kahfi, tiba-tiba Kahfi dan orang tuanya kembali. Mereka melihat aku membawa mainan itu!
Kami langsung berlari sekencang-kencangnya. Ayah Kahfi mengejar kami. Kami bersembunyi di sebuah rumah kosong.
Setelah beberapa menit bersembunyi, kami keluar dan bertemu Nenek yang hendak pergi ke pasar. Nenek tampak heran dan bertanya,
"Ahmad, kalian ngapain di sini?"
Aku menjawab gugup,
"Kami sedang main petak umpet, Nek."
Nenek percaya dan menyuruh kami pulang sebelum waktu Zuhur. Kami pun berjalan pulang, tetapi saat mendekati rumah, kami melihat Ayah Kahfi. Kami kaget dan segera bersembunyi di semak-semak. Setelah Ayah Kahfi pergi ke arah lain, kami cepat-cepat berlari ke rumah.
Sesampainya di rumah, terdengar ketukan di pintu. Aku membuka perlahan. Ternyata Nenek sudah kembali dari pasar. Ia menyuruh kami membawa belanjaannya ke dapur, lalu mengambil wajan di luar.
Setelah memberikan wajan kepada Nenek, kami kembali ke kamar dan mulai bermain dengan mobil mainan yang kami ambil dari Kahfi.
Tak lama kemudian, terdengar ketukan lagi. Aku membuka pintu. Kali ini, Ibu Kahfi yang datang. Ia langsung memarahi kami dengan suara keras hingga terdengar oleh Nenek dan orang tua kami. Mereka keluar dan bertanya apa yang terjadi.
Ibu Kahfi menjelaskan semuanya.