Pada hari Minggu pagi, aku berkunjung ke rumah Nenek yang berada di Tilatang Kamang. Aku pergi bersama kedua orang tuaku. Di sana, aku bertemu dengan Nenek, Kakek, dan kakak sepupuku.
Aku bermain bersama Nenek dan kakak sepupuku di kamar Nenek. Kami bermain ular tangga dan menggambar hewan seperti ular, buaya, dan beberapa hewan lainnya.
Saat permainan sedang berlangsung, abang sepupuku yang bernama Arif datang bersama kedua orang tuanya. Aku pun menyambut mereka dan bersalaman. Setelah itu, kami bermain bersama-sama.
Menjelang siang, Nenek ingin memasak makan siang, jadi beliau tidak ikut bermain lagi. Karena itu, Abang Arif mengajakku keluar rumah untuk bermain petak umpet dan lari-larian.
Ketika aku berlari melewati rumah tetangga, aku melihat anak tetangga bernama Kahfi sedang bermain mobil-mobilan. Aku merasa iri melihat mainan itu. Aku pun berkata kepada abangku,
"Bang, mainan Kahfi bagus sekali. Aku jadi iri."
Abang menjawab,
"Iya, Abang juga suka. Bagaimana kalau kita pinjam?"
Kami pun mencoba meminjam mainan itu, tetapi Kahfi menolak. Aku kesal dan mengajak abangku untuk mencurinya. Kami kemudian pergi ke belakang rumah Nenek untuk menyusun rencana.
"Ahmad," kata Abang, "Abang punya rencana. Jam 11.15 orang tua Kahfi biasanya pergi ke masjid untuk membersihkan masjid. Nanti kita bilang ke Kahfi, 'Orang tuamu menyuruhmu ke masjid.' Kalau dia percaya dan pergi, kita ambil mainannya."
Pada pukul 11.20, orang tua Kahfi benar-benar pergi. Kami pun melancarkan aksi kami. Kami bilang pada Kahfi bahwa orang tuanya menyuruhnya ke masjid. Ia percaya dan segera pergi. Saat itulah kami mengambil mobil mainannya.
