Mohon tunggu...
Hasna Mufida 22104080028
Hasna Mufida 22104080028 Mohon Tunggu... UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Manusia yang berpetualang menjadi kehidupan Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Hanya 2 Menit Karanganyar Direbut Mahasiswa UIN SuKa untuk KKN

24 Juni 2025   11:42 Diperbarui: 24 Juni 2025   13:55 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sistem Website ketika kuota KKN Terpenuhi (Sumber : Diokumentasi Pribadi)

Fenomena "WAR KKN" kembali terjadi dalam proses pendaftaran lokasi Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta. Salah satu lokasi yang menjadi rebutan mahasiswa tahun ini adalah Karanganyar. Dengan kuota yang hanya tersedia untuk 40 mahasiswa, lokasi ini habis dalam waktu kurang dari dua menit sejak sistem pendaftaran dibuka secara daring. Fenomena ini menunjukkan betapa tingginya antusias mahasiswa terhadap lokasi yang dianggap ideal tersebut.

Karanganyar dikenal sebagai lokasi KKN favorit karena sejumlah kelebihannya. Pertama, letaknya yang relatif dekat dari Yogyakarta membuat mahasiswa merasa lebih aman dan mudah menjangkau lokasi. Hal ini juga berdampak pada efisiensi biaya transportasi, yang menjadi salah satu pertimbangan penting bagi mahasiswa. Karanganyar juga memiliki infrastruktur yang sudah memadai, mulai dari jalan yang mudah diakses hingga fasilitas umum yang tersedia.

Tak hanya itu, koneksi internet di wilayah ini pun dinilai cukup stabil. Bagi mahasiswa, hal ini sangat membantu dalam proses pelaporan, koordinasi dengan DPL, maupun kegiatan dokumentasi. Apalagi di era digital seperti sekarang, koneksi yang baik menjadi kebutuhan dasar, termasuk dalam kegiatan pengabdian masyarakat seperti KKN. Mahasiswa juga menilai bahwa masyarakat Karanganyar cukup terbuka dan suportif terhadap kegiatan mahasiswa, menjadikan suasana pengabdian lebih kondusif dan efektif.

Namun, dibalik antusiasme terhadap lokasi tersebut, sistem pendaftaran KKN daring milik kampus kembali menuai kritik. Ketika ribuan mahasiswa secara bersamaan mengakses laman resmi pendaftaran KKN, sistem menjadi lambat bahkan sempat mengalami gangguan teknis. Banyak yang mengalami loading lama, halaman error, hingga gagal login. Masalah klasik ini seolah menjadi langganan tiap kali masa pendaftaran dibuka.

Banyak mahasiswa yang sudah menunggu sejak beberapa menit sebelum waktu pendaftaran dimulai. Bahkan beberapa di antaranya menyiapkan dua perangkat sekaligus, laptop dan ponsel guna meningkatkan peluang masuk ke sistem lebih cepat. Sayangnya, usaha itu kerap tidak membuahkan hasil karena server tidak sanggup menampung lonjakan pengakses. Beberapa sudah berhasil login, namun saat hendak memilih lokasi Karanganyar, kuota sudah penuh.

Sementara itu, sejumlah lokasi lain bahkan masih menyisakan kuota hingga beberapa Menit setelah pendaftaran dibuka. Ini menunjukkan ketimpangan minat yang signifikan antar lokasi seperti Rembang dan Pati. Mahasiswa cenderung memilih lokasi yang sudah dikenal nyaman, mendukung kegiatan, dan tidak jauh dari tempat tinggal mereka. Namun sistem pendaftaran saat ini masih berbasis "siapa cepat dia dapat", tanpa ada pemerataan atau alternatif pemerataan minat dan kemampuan.

Tak sedikit mahasiswa merasa kecewa karena gagal mendapatkan lokasi idaman mereka. Kondisi ini tidak hanya berdampak pada semangat, tetapi juga berdampak pada logistik, biaya, dan kesiapan mental mahasiswa untuk menjalani KKN di lokasi yang tidak sesuai ekspektasi. Ditambah lagi, sistem kampus yang tidak stabil membuat proses pendaftaran tidak berjalan secara maksimal.

Permasalahan ini seharusnya menjadi bahan evaluasi serius bagi pihak kampus. Peningkatan kapasitas server menjadi hal mendesak yang harus dilakukan agar tidak terjadi loading yang cukup lama saat ratusan mahasiswa mengakses laman yang sama. Selain itu, kampus bisa mempertimbangkan sistem antrian virtual, pengaturan pemilihan secara bertahap, atau bahkan sistem rekomendasi lokasi berdasarkan domisili dan preferensi program kerja.

Karanganyar sendiri seharusnya bisa menampung lebih banyak mahasiswa jika dilakukan penambahan desa mitra atau pengembangan skema pembagian kelompok yang lebih luas di wilayah tersebut. Jika memang lokasi ini menjadi favorit setiap tahunnya, maka penambahan kuota secara logis perlu dilakukan agar minat mahasiswa dapat tertampung dengan adil.

Lebih jauh lagi, proses pendaftaran lokasi KKN seharusnya tidak menjadi ajang adu kecepatan yang tidak semua mahasiswa bisa ikuti secara setara. Masalah koneksi internet, perangkat yang digunakan, hingga keberadaan di lokasi yang sinyalnya buruk, menjadi hambatan teknis yang tidak bisa dikendalikan mahasiswa secara langsung. Maka dari itu, ke depannya sistem yang lebih inklusif, adil, dan stabil sangat dibutuhkan untuk mendukung pelaksanaan KKN yang efektif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun