Mohon tunggu...
Hasnai Masruhani
Hasnai Masruhani Mohon Tunggu... Duta Besar - hasnaimas

Jangan Lupa Bersyukur.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Moral, Pentingkah?

14 Oktober 2019   23:15 Diperbarui: 14 Oktober 2019   23:20 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : pengajar.co.id

Moral, akhlak, sikap, perilaku, adab, sering bukan kita mendengarnya? Lalu, perlukah kita mempraktekannya? Perlukah kita mengajarkannya pada anak-anak generasi millenial? Jawabannya adalah iya. Sangat diperlukan. Sangat diharuskan. Saat ini kita sedang berada di titik krisis moral, dan pelu pencegahannya. Lalu bagaimana caranya? Kita akan mengaitkannya dengan stakeholder dalam dunia pendidikan, yaitu orang yang menjadi pemegang, atau pemberi support kepada pendidikan atau lembaga pendidikan.

Sering kita mendengar stakeholder disekeliling kita. Baik di dunia pendidikan, dunia industri, dalam komunikasi, informasi, dan beberapa bidang ilmu lainnya. Stakeholder merupakan hal yang sangat penting dan dibutuhkan, Mengapa? Apa sih sesungguhnya Stakeholder sendiri itu? Seberapa penting stakeholder dalam dunia pendidikan? Apakah setiap peserta didik bisa mendapatkan layanan dari stakeholder ini?  Pasti terdapat bayang-bayang pertanyaan seperti ini di kepala kita. Santuy. Akan kita bahas setelah ini.

Menurut Freeman, pengertian Stakeholders adalah suatu kelompok masyarakat ataupun individu yang saling mempengaruhi dan dipengaruhi oleh pencapaian tujuan tertentu dari organisasi. Sedangkan menurut Biset, pengertian stakeholder adalah orang/ individu atau kelompok masyarakat yang memiliki kepentingan atau perhatian pada permasalahan tertentu. Dari sini dapat kita ambil kesimpulan bahwa stakeholder merupakan orang yang berkepentingan dalam suatu permasalahan.

Stakeholder dalam dunia pendidikan terdapat konselor dan stakeholder itu sendiri  (dalam hal ini bisa dikatergorikan pada orang tua) . Stakeholder merupakan hal yang sangat urgent dan sangat dibutuhkan. Mengapa? Mari kita berikan dengan contoh persoalan yang sedang viral terjadi saat ini. Masalah moral, masalah akhlak. Kita ambil satu kasus. Seorang siswa memukul gurunya ketika ditegur sedang bermain hp di kelas. Jika kita amati kembali. Masalah yang terjadi adalah masalah akhlak sebagaimana seorang murid kepada gurunya. Lalu mengapa hal ini bisa terjadi? Bukankah setiap siswa sudah mendapatkan pembelajaran mengenai akhlak yang tercakup pada kompetensi dasar yang sudah dicantumkan di kurikulum? Inilah pentingnya stakeholder, selain siswa tersebut mendapat pembelajaran mengenai akhlak, dan sikap, serta mendapatkan pelayanan dari Bimbingan dan Konseling, tetapi perlu adanya kerjasama antar bimbingan konseling dan stakeholder itu sendiri, yaitu orang tua. Disekolah, konselor memberikan solusi, dan dirumah otang tua memberikan petunjuk dan contoh perilaku yang baik. Sehingga mereka tidak lepas begitu saja, tanpa adanya bimbingan maupun layanan di sekolah dan di rumah. Maka penting adanya keseimbangan antara keduanya sehingga proses bimbingan dapat berjalan dengan baik.

Ada seorang ulama yang mengatakan, "Aku mempelajari adab 30 tahun, dan aku mempelajari ilmu 20 tahun, Dahulu ulama mempelajari adab sebelum berilmu". (Al-imam Abdullah bin Mubarok rahimahullah). Dari sini jelas bahwa adab sangat penting dan dibutuhkan oleh seorang pelajar. Bahayanya berilmu tanpa beradab, bahaya juga beradab tanpa berilmu. Mari kita seimbangkan keduanya, dan yang paling panting, mari kita ajarkan beradab yang baik kepada generasi saat ini. Jangan sampai nilai moral terancam punah, karena jika memang benar adanya moral mulai menghilang. Maka, itulah kesalahan terbesar bagi kita yang membiarkannya begitu saja. Ajarkan akhlak! Ajarkan adab! Mari kita hidup dengan berilmu, dan beradab!

 

Sumber : Anjarsari Pita, Septiana, dkk. Manajemen Pendidikan dan Stakeholder Pendidikan. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun