Mohon tunggu...
Hasminee Uma
Hasminee Uma Mohon Tunggu... -

saya dari Thailand saya belajar di UIN Malang jurusan Psychology.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Kesadaran

29 Desember 2013   22:18 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:22 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Kesadaran adalah kesiagaan seseorang terhadap peristiwa-peristiwa di lingkungannya (seperti pemandangan dan suara-suara dari lingkungan sekitarnya) serta peristiwa-peristiwa kognitif yang meliputi memori, pikiran, perasaan, sensasi fisik. Definisi kesadaran ini memiliki dua sisi. Kesadaran meliputi suatu pemahaman terhadap stimuli lingkungan sekitar. Sebagai contoh, Ada mungkin tiba-tiba menyadari suara kicauan seekor burung, rasa sakit gigi, atau rekognisi visual seorang rekan lama Anda. Kesadaran juga meliputi pengenalan seseorang akan peristiwa-peristiwa mentalnya sendiri- seperti pikiran-pikiran yang ditimbulkan oleh kesaaran pribadi akan jadi dirinya. Sebagai contoh, Anda mungkin memikirkan nama burung tersebut, nomor telepon dokter gigi langganan Anda, dan betepa pemalunya Anda dalam suatu kelompok besar.

Fungsi-fungsi Kesadaran

Sejumlah filsuf telah mengajukan aegumen bahwa lesadaran adakah tidak penting begi sebagian besar aktivitas manusia, sebagiamana yang di contohkan melalui ilustrasi zombie (Chalmers, 1995; Dennett, 1988). Zombie adalah makhluk khayalan yang dapat melakukan segala hal yang dapat kita lakuka, namun tidak memiliki kesadaran. Dangan kata lai, zombie mungkin memiliki seluruh reseptor untuk mengenali marna merah, dan menggunakan informasi tersebut untuk memilih apel yang telah mateng, namun tetap tidak memiliki pengalaman subjektif mengenai “sensasi melihat warna merah”. Pengalaman subjektif tersebut disebut qualia. Qualia mengacu pada karakteristik-karakteristik pengalaman subjektif, dan perasaan-perasaan  yang berhubungan dengan pengalaman-penglaman tersebut. Qualia dianggap fenomenologis dan subjektifberdasarkan fakta bahwa manusia mengindera objek secara seluruhan, bukannya energi elektromagnetik yang sesungguhnya kita deteksi (kita lihat) menggunakan retina kita. Beberapa pakar(misalnya Dennett, 1998) mengajukan opini bahwa hakikat qualia yang subjektif yang mengebabkan qualia sesungguhnya tidak sungguh-sungguh eksis, yang dapat menyelesaikan “masalah sulit” tersebut tetap ada.

Baars dan McGovern (1996) mengajukan sejumlah fungsi kesadaran (lihatlah gambar). Fungsi pertama adalah fungsi konteks-setting yakni fungsi dimana sistem-sistem bekerja untuk mendefinisikan konteks dan pengetahuan mengenai sebuah stimulasi yang datang ke dalam memori. Fungsi ini berperan untuk menjernihkan pemahaman mengenai stimulus yang bersangkutan. Fungsi kedua adalah adaptasi dan pembelajaran yang mendalilkan bahwa keteribatan sadar diperlikan untuk menangani informasi baru dengan sukses. Fungsi ketiga adalah fungsi prioritisasi dan fungsi akses dimana kesadaran diperlukan untuk mengakses besarnya kumlah informasi yang tersedia di tingkat ketidaksadaran. Funsi keempat adalah fungsi rekrumen dan kontrol dimana kesadaran memasuki sistem-sistem metorik untuk menjalankan tindakan-tindakan sadar (mirip dengan gagasan Pierson dan Trout yang disebutkan sebelumnya). Fungi kelima adalah fungsi pengambilan keputusan dan fungsi eksekutif, yang berperan membawa informasi dan sumbur daya keluar dari ketidak sadaran untuk membantu pengambilan keputusan dan penerapan kendali. Fungsi keenam adalah deteksi dan peyuntingan kekeliruan fungsi ini berfaktor pada dasarnya yang memasuki sisitem norman kita (yang berada di tataran ketidaksadaran) sehingga kita (“kita” yang sadar) dapat mengetahui saat kita membuat suatu kekeliruan. Fungsi ketujuh adalah monitor-diri, percakapan internal, dan imageri,  membuat kita mengendalikan fungsi-fungsi sadar dan fungsi-fungsi tidak-sadar dalam diri kita. Fungsi kedelapan (fungsi terakhir) dalam kesadaran adalah fungsi pengorganisasian dan fleksibilitas fungsi ini memungkinkan kita mengendalkan fungsi-fungsi otomatis dalam situasi-situasi yang telah dapat diprediksikan, namun sekaligus memungkinkan kita memasuki sumber-sumber daya pengetahuan yang terspesialisasi dalam situasi-situasi tidak terduga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun