‘O begitu….., saya sependapat dengan Panglima, Namun masalah cinta ini masalah hati, saya akan menanyakan dulu pada putriku’, jawab sang Prabu dengan bijak.
Pertemuan tertutup akan segera ditutup, namun sedetik sebelum ditutup ada kabar yang diterima oleh Mahapatih Nirwasita.
‘Ampun sang Prabu, Bagaimana dengan Punggawa Wasita dan Gurunya?. Yang kedua, saya menghaturkan permintaan khusus dari para tawanan dari negeri semenanjung Dataran Biru’, kata Nirwasita.
‘Asingkan saja Punggawa Nirwasita beserta keluarga dan gurunya. Lekas katakan apa permintaan mereka Patih…’, jawab sri Baginda.
‘Daulat sang Prabu, mereka mengharap agar Dewi Rempah Wangi (DRW) berkenan membantu Negeri mereka yang diserang oleh monster jahat yang sakti mandaraguna. Jadi tujuan mereka kesini adalah bukan hendak menjadikan DRW sebagai istri bagi raja mereka namun untuk mengalahkan monster jahat tersebut. Monster jahat itu mempunyai kesaktian bisa mengeluarkan hawa sangat dingin dan jahat karena membuat para ternak dan hewan di hutan mereka tewas dan membusuk semuanya. Alhasil, daging dari para hewan tersebut tidak bisa dipakai sebagai lauk pauk untuk makanan mereka. Selain itu bau busuk akibat kematian para binatang dan hewan, sungguh mengganggu kehidupan mereka. Kenapa DRW?, hal itu didasarkan pada hasil ramalan seorang ahli nujum terkenal bahwa yang bisa mengalahkan monster jahat itu adalah gusti ayu DRW’, begitu permintaan mereka gusti Prabu.
‘Baiklah, cepat haturkan kepada mereka, saya berkenan membantu namun setelah saya menggelar perkawinan putriku’, jawab sang Prabu dengan bijak.
Ternyata bakal ada kehidupan di negeri lain yang sudah menanti kehadiran Dewi Rempah Wangi dan Satria Gula Kelapa. Begitu pula dengan ramalan Negeri ANTAH BERANTAH ketika DRW lahir bahwa putri ini kelak akan menyebarkan keharuman di Negeri sendiri dan orang lain.
-Selesai-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H