Mohon tunggu...
Hasanul Mutawakkilin
Hasanul Mutawakkilin Mohon Tunggu... Jurnalis - -

-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sekolah, Tempat Menimba Ilmu yang Kini Berubah Menjadi Arena "Nge-Drug"

19 September 2018   08:51 Diperbarui: 19 September 2018   09:16 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak kecil sampai sekarang mungkin kita lebih mengenal sekolah sebagai tempat para anak berkumpul dengan mengenakan pakaian yang rapi lagi seragam, dan membawa tas yang berisi bongkahan buku-buku pelajaran. Sehingga pada waktu tersebut sekolah lebih dipahami sebagai tempat belajar yang sangat seru.

    Seiring dengan bertambahnya usia kita, yang dibarengi dengan semakin luasnya akal fikiran membuat kita dapat berasumsi bahwa sekolah adalah sebuah bangunan yang digunakan oleh para siswa di dalamnya untuk menimba ilmu pengetahuan serta menjadi sebuah sarana sosial yang digunakan untuk  bercengkrama antar individu siswa.

    Tetapi alangkah tragisnya jika tempat yang mulanya merupakan pencetak muda-mudi yang kelak akan menjadi generasi penerus bangsa malah menjadi generasi perusak bangsa. Mungkin, seperti itulah realita yang dapat kita temui pada era milenial sekarang ini.

    Dunia kedokteran pernah membeberkan suatu informasi yang cukup mencengankan yang berisi bahwasannya 70 persen pelaku penyalahgunaan narkotika adalah para remaja. Asian Harm Reduction Network (AHRN) pernah melakukan penelitian terhadap para remaja yang berada di daerah JABODETABEK dengan 500 responden yang hasilnya adalah 50 persen para remaja mulai menyalahgunakan narkoba pada rentan usia antara 9-15 tahun. Gimana ? sangat tragis bukan ?

    Mungkin diantara kalian ada yang timbul sebuah pertanyaan seperti ini "apa sih penyebab sehingga calon generasi penerus bangsa yang sejatinya usianya dihabiskan untuk menimba ilmu justru dihabiskan dengan melakukan hal-hal bodoh seperti itu ?  

    Pada saat seperti inilah peranan guru BK di sekolah sangat dibutuhkan. Selama ini memang guru BK lebih dikenal sebagai guru yang menyeramkan yang kegiatannya hanya mendisplinkan siswa dan memberi hukuman bagi para siswa yang melanggar peraturan. Nah, oleh sebab itu seharusnya anggapan tersebut harus dihilangkan dari fikiran para siswa dan merubahnya menjadi anggapan yang benar dan sesuai dengan konsep dasar bimbingan konseling.

    Guru BK seharusnya mampu memberikan pelayanan  bimbingan dan konseling di sekolah dengan cara membantu para siswa dalam pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar, serta perencanaan dan pengembangan karier. Sebaiknya lebih diutamakan dalam pengembangan kehidupan pribadi, misalnya mengambangkan potensi, kecakapan, bakat, dan minat yang sesuai dengan kemampuan para siswa.  Pengembang pribadi ini juga harus dibarengi dengan pengembangan kehidupan sosial para siswa, yaitu dengan cara membantu para siswa memagami dan menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang sehat dan efektif dengan teman, anggota keluarga dan warga lingkungan sosial yang berada di lingkungan sekitar mereka.

    seumpama semua hal tersebut bisa dilaksanakan dengan baik, bukanlah hal yang mustahil jika para siswa bisa mempunyai kepribadian yang hari demi hari bisa menunjukan sikap yang positif, dan tidak melakukan hal-hal yang menyimpang apalagi sampai nge-drug di dalam lingkungan sekolah sehingga lingkungan sekolah bukan lagi menjadi arena yang menyeramkan bagi para siswa melainkan kembali berubah menjadi tempat semula yaitu sebagai tempat menimba ilmu para siswa yang asyik lagi menyenangkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun