Mohon tunggu...
Haryo Lagi
Haryo Lagi Mohon Tunggu... Guru SMP -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Konser Warga (1) Harmoni Musik Bambu Jogja

13 April 2016   19:45 Diperbarui: 13 April 2016   19:52 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

 [caption caption="Foto By. Haryo"][/caption]Lazimnya, sebuah konser musik  dengan tradisional yang mempertunjukkan repertoar-repertoar karya lagu- lagu daerah etnis nusantara dan hasil komposer karya lagu anak- anak, seperti:L. Manik, Sartono.  Namun malam itu (9/4), konser tersebut mempertunjukan repertoar dengan tema dan nuansa yang kental akan musik tradisional nusantara Indonesia. Bertajuk “Harmoni Musik Bambu Jogja”, konser musik bambung dari tujuh komunitas musik bambu komunitas kalasan, Turi, Ngaglik, Godean, sedayu, SMKN 1 Depok , 

dan pasar sasen yang dihelat di Pendopo hotel Royal Ambarukmo Yogyakarta, membawakan lagu-lagu anak- anak, maupun tradisional Indonesia, yang diaransemen ulang sesuai dengan karakter musik tradisional nusantara. Peserta dalam konser ini terdiri dari semua kalangan dari usia anak SD kelas 3 sampai dengan dewasa, dari pelajar, mahasiswa, pekerja swasta, PNS,petani, pedagang, ibu rumah tangga dan bahkan dosen. Kesekian kalinya konser musik bambu ini dipertunjukkan, konser di malam itu belangsung dengan meriah.

Konser malam itu diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, yang sangat luar biasa Lagu Indonesia Raya ini dicoba dibawakan dengan instrumen musik angklung dan suling, dan alhasil luar biasa lagu Indonesia Raya menjadi lebih terasa tradisionalnya hal ini membuktikan bahwa Indonesia ini merupakan Ibu dari semua daerah yang ada di Indonesia ini. Selanjutnya dalam sambutan Andi sebagai ketua panitia konser musik bambu ini dia juga sangat mengucapkan terimakasih kepada semua warga, penonton, dan pihak royal ambarukmo yang sudah mau menjadi bagian dan sudah memfalisitasi konser bambu tersebut baik secara moral maupun materi.

 Andi juga mengungkapkan bahwa “musik bambu ini adalah artefak sejarah yang ditinggalkan oleh nenek moyang, dahulu bambu digunakan diruncingkan untuk mengusir musuh, tetapi pada malam ini kita mainkan bambu untuk membakar semangat dalam menyatukan indonesia yang dikemas dalam dalam bentuk konser musik bambu.”

Dalam konser ini menampilkan beberapa lagu diantaranya lagu desaku karya L. Manik lagu ini dibawakan secara alami oleh pemain dibawakan dengan aransemen musik daerah sehingga terlihatlah lagu ini seperti keadaan desa yang sesungguhnya. Kemudian dibawakan juga medley lagu dolanan & lagu anak seperti Cublak- cublak suweng, Padhang Bulan, Gundul- gundul Pacul, Cublak- Cublak Suweng, Cik- cik Periuk, dan Yamko Rambe Yamko. Dalam sesi selanjutnya dibawakan lagu Hymne Guru Karya Sartono, lagu ini mengajak mengingatkan kita semua agar tidak lupa dengan jasa- jasa guru, dan menurut pembawa acara malam itu “guru tidak harus didapat di instasi sekolah, tetapi guru itu adalah teman, adik, kakak, dan semua bisa jadi guru bagi kita semua.”

Gagasan Konser

Pesan yang ingin dicanangkan dari komunitas musik bambu ini  adalah memperdengarkan kembali lagu-lagu yang berasal atau menceritakan tentang Indonesia. Lewat rangkakan alunan musik bambu, para penonton mendapatkan nuansa yang berbeda atas apa yang sebelumnya mereka dengar. Bertolak dari tema yang dipilih, “Harmoni Musik Bambu”, atas pilihan repertoar yang mereka mainkan telah dirasa tepat. Seperti, pada pemilihan atas lagu- lagu daerah” dan “dan lagu- lagu anak” dalam hal ini konser ini ingin mempersembahkan kembali musik bambu yang semakin hilang, agar musik bambu ini tetap lestari dan tetap ada. Selain itu menurut agus selaku arranger bahwa

 “semua peserta diketemukan dalam pring (bambu) angklung, mencoba mengkolaborasikan peserta yang campur campur dari semua kalangan baik usia, maupun latar belakang ekonomi yang berbeda, agus juga berharap dari konser ini harapannya tidak hanya belajar musik tapi bisa saling membantu, selain itu juga bambu dianggap lebih mudah dan murah untuk didapatkan, bambu lebih ramah lingkungan. Walaupun konser ini diadakan secara bersama- sama atau klasikal dalam satu panggung baik kostum yang berbeda usia yang berbeda, dan beberapa hal yang menjadi hambatan dalam konser ini para pemain dan paniti tidak surut semangat tetapi justru malah menjadi semangat mereka yang berkobar demi melestarikan musik bambu yang notabenenya adalah salah satu musik tradisional nusantara Indonesia.[caption 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun