Mohon tunggu...
Rena Siva
Rena Siva Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

https://www.wattpad.com/user/Rena_Siva Instagram : rena_siva08 Salam kenal. Terima kasih sudah mampir ke blog saya. Hanya satu pesan jangan menyalin karya saya tanpa izin ya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pendamping Hidupku

15 Januari 2018   10:09 Diperbarui: 15 Januari 2018   10:14 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dia melirikku sekilas. "Kamu kan tahu, dia sibuk kerja di kantor. Mana ada waktu untukku."

Lalu kenapa kamu malah memilihnya jadi calon suamimu? Jika dia tak mampu selalu ada untukmu. Tak bisakah kamu melihat siapa yang jelas ada untukmu, protesku dalam hati.

Jujur, aku tak mampu mengatakan kalimat itu padanya. Ya, Diana telah memilih Dito, sahabatku untuk menjadi calon suaminya tiga bulan lalu. Harusnya, aku yang dia pilih. Andai saja aku mengatakan kalimat 'Diana, Aku Mencintaimu' dan melamarnya lebih dulu. Mungkin, aku tak akan menjadi laki-laki ngenes seperti ini. Memilihkan kebaya untuk seorang perempuan sudah jelas akan bersanding dengan laki-laki lain di pelaminan.

Aduh Dre. Malang sekali nasibmu.

"Coba kamu foto kebaya itu dan kirimkan padanya," saranku ketus.

"Enggak aah... Aku lebih suka kebaya pilihanmu." Tolaknya, membuat hatiku semakin teriris.


Aku tak tahu pasti kenapa Diana memilih Dito. Dito lebih ganteng daripada aku? Hah, gak mungkin! Nenek-nenek pikun juga tahu, jika aku lebih ganteng darinya. Dito lebih terkenal dariku? Itu juga salah, justru aku yang lebih terkenal darinya. Dito itu adalah pengawai kantorku sedangkan aku, adalah Bossnya. Sudah jelaskan siapa yang lebih kaya. Diana! Diana! Apa kamu tak bisa melihat kenyataan ini? Kamu akan lebih bahagia jika hidup denganku.

"Yang putih ini lebih cocok untukmu," ucapku memberikan kebaya putih pilihanku kepadanya dengan senyuman hambar.

"Oh, ya!" Dengan ceria dia peluk kebaya itu dan meminta Mbak Penjaga Toko untuk mengemasnya.

Hatiku benar-benar sakit, setelah memilihkan kebaya itu. Warna putih, tanda kepolosan, keutuhan dan kesempurnaan. Sebuah tanda awal hubungan yang ingin ku gabai bersamamu, Diana. Sayang, itu hanya akan jadi angan-anganku saja. Saat berada di parkiran pasar ini pun, aku hanya bisa menatap semu sosok Diana yang berlari kecil dihadapanku. Rasanya, dia semakin menjauh dariku. Dan, sulit untukku mengapainya.

Entah keputusanku ini salah atau tidak? Aku harus mengagalkan rencana pernikahan ini, sebelum hatiku semakin sakit nantinya. Toh, Diana bukan tipe gadis yang bisa hidup sederhana. Mana mungkin, dia mau hidup susah dengan Dito yang berasal dari keluarga miskin itu. Dia lebih pantas denganku, karena aku dan Diana ditakdirkan dari keluarga kaya dan terhormat sejak lahir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun