Rojak dan Sena pun malah fokus belajar PR mereka tadi dan memakan cemilannya tanpa memperdulikan mereka.
“Nen, gimana dengan syarat administrasi beasiswamu udah lengkap” Sena mulai bertanya ke Nena agar topik pembicaraan berubah.
Muka Nena langsung berubah menjadi lebih serius. “Aku masih kurang satu syarat ini. Nilai tes bahasa Korea besok di UGM. Makannya aku besok izin buat sebentar. Rasanya baru pertama aku tidak yakin dengan hasiilnya karena aku baru belajar bahasa itu 3 bulan ini. Belum lagi waktu terakhir pendaftaran besok Rabu jam 10 malam terakhir mengirim berkas”
Mereka bertiga pun ikut khawatir dengan hal itu.
“Nen. Aku yakin kamu bisa melewati kesulitan itu inget enggak waktu lomba Matematika dulu kamu juga kan bilang sulit tapi kamu dapat juara 1 juga. Prestasimu juga selalu ranking 1 di sekolah bahkan selama 3 tahun ini aku yakin kamu bisa” Sena menyemangati Nena yang terlihat lesu.
“Tenang Bro kamu ini anak yang rajin dan ambisisus pasti bisa, Nena” Rojak ikut menyemangatinya.
“Nen. Aku tahu kamu demi mengejar cita-cita, kamu rela belajar sampai jam 1 malam bahkan kamu rela enggak pacaran kan” Eva pun memberikan semangat juga menyindirnya.
“Iya.. iya makasih ya. Dan satu lagi diantara kita yang paling pobia cowok tu Sena buka aku. Okey” Nena membela diri merasa tidak terima dengan sindiran Eva. Semua pun langsung tertawa.
Karena besok Nena mau tes maka mereka memutuskan untuk pulang. Nena, Rojak dan Eva pun langsung menuju rumahnya kecuali Sena ia memutuskan untuk pergi ke toko alat tulis untuk membelikan buku pesanan kakaknya.
© © ©
Akhirnya hari yang dinanti Nena pun datang yaitu hari terakhir pengiriman berkas via onlinedengan ditemani ketiga sahabatnya. Dikarenakan sudah hari terakhir maka Nena meminta tolong Eva untuk mengirim berkasnya di rumahnya karena sinyal internet di rumah Eva yang paling bagus dan kebetulan rumah Eva juga sedang sepi karena orang tua dan adik ketiganya sedang pergi ke rumah Neneknya di Bogor.