Sena tersenyum tipis.
“Sen itu Rico... Rico...” Eva menerangkan ke Sena berkali-kali. “Model yang aku bahas kemaren yang ada di majalah kemaren” lanjutnya.
Sena masih cuek dengan hal ini dan malah sibuk membenahi kerudungnya yang agak berantakan.
“Kamu tuh loh, kok cuek gitu” Eva mulai kesal dengan respon sahabatnya yang datar dan cuek.
Sambil mengambil nafas dalam Sena lalu berkata “Va, terus aku harus ngapain. Aku enggak kenal dia ya aku biasa aja”
Eva rsanya ingin mencupit pipi Sena karena sudah tidak bisa menerima perkataan Sena. Eva akhirnya mulai menenangkan dirinya dan berfikir. Dia tidak tahu harus bagaimana, bingung dan gugup karena ada idolanya disana.
“Sen..” Matanya berbinar-binar seperti anak kecil yang minta sesuatu ke orang tuanya. “Emmm... Aku minta tolong boleh enggak” Eva mulai mengeluarkan jurus manjanya.
Sena mulai curiga dan merespon diam.
“Gini Sen... Emm...” Eva mulai berfikir mencari-cari kata-kata yang tepat agar sahabatnya luluh. “Kamukan sahabatku yang paling berani, cantik dan alim lagi. Aku minta tolong buat hari ini aj, tolong doang kamu mintain aku tanda tangan Rico dan bicara ma dia kalo aku mau foto ma dia” Pintanya lirih dan manja.
Sena kaget dan berfikir “Va, bukannya aku enggak mau bantu tapi aku tu... tu gak kenal dia”
Eva mulai menggunakan jurus andalannya dengan berpura-pura sedih. “Sen... kok kamu gitu, tahu enggak aku fans beratnya dia. Kali ini aj... ya... mau ya”