Rojak dan Sena hanya diam melihat raut muka sahabatnya yang berubah setelah membaca artikel tersebut dan bertanya-tanya.
“Aku enggak nyangka dia mengundurkan diri Nen” Komen Eva kemudian dengan raut muka masih sedih.
“Iya Va. Padahal dia bagus banget dan karirnya akan bagus kedepan” Nena menanggapi komentar Eva tentang artikel tersebut sambil membantu pramuniaga yang sudah datang dengan membawa pesanan mereka dengan mengeserkan minuman pesanannya dan Sena.
Sena dan Rojak semakin bertanya-tanya tidak paham apa yang mereka bahas.
“Rico, padahal aku pengemar setia kamu” Teriak Eva keras dan menyandarkan mukanya kedua tangannya. “Nena, aku sedih banget”
“Podo aku yow sedih, Rico tu salah satu cowok yang keren dan inspiratif , dia juga model yang berprestasi. Aku ra isoh berkata-kata apa-apa Va” Nena juga ikutan sedih.
Sena dan Rojak mulai paham dengan yang dimaksud oleh kedua sahabatnya yang ternyata tentang model favoritnya dan tidak berkomentar apa-apa. Rojak merasa hal tersebut tidak penting baginya karena dia tidak begitu suka dengan info gosip-gosip dunia artis sedangkan Sena malah sibuk sendiri dengan melihat akun instagramnya.
Rojak nampak heran kenapa ada makanan dan minuman yang menghampirinya padahal ia tidak pesan makanan. “Eva, ini pesanan siapa?”
“Itu gratis buat kamu” Eva menjawab dengan ketus. Dia merasa terganggu dengan pertanyaan Rojak. “Santai aja kamu harus ambil itu udah aku pesanankan, nanti aku yang bayar” Eva kemudian mengambil sedok dan melahap pesanannya.
“Va, aku masih enggak paham kenapa dia mengundurkan diri dari dunia model ya, di artikel ini enggak dibahas secara kongkrit” Nena mengaduk aduk minumannya dengan sedotan dan menatap Eva menunggu jawaban darinya.
“Aku kurang tahu pasti sih. Ada gosip kalo ayahnya enggak ngizinin dia buat terjun ke dunia itu” Penjelasan Eva ke Nena sambil menutup majalahnya. “Kita harus menerima kenyataan kalo kita sudah tidak bisa melihat dia lagi di majalah dan hanya bisa melihatnya melalui akun instagramnya”