Mohon tunggu...
hartati soemarjono
hartati soemarjono Mohon Tunggu... Guru - pendidik

Saya adalah pendidik di sekolah boarding. Berusaha mengisi waktu dengan hobi.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Hari Ini

28 Oktober 2022   21:21 Diperbarui: 28 Oktober 2022   21:45 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Hari Ini

Hari ini, adalah hari aktivitas yang sudah saya rencanakan pada hari kemarin. Hari ini, hari aktivitas di luar kebiasaan rutin. Untuk melaksanakan aktivitas hari ini, persiapannya sudah jauh -jauh hari. Rapat dan koordinasi sudah berjalan untuk menetapkan hari ini. 

Hari ini sudah dipilih oleh beberapa orang sebagai hari yang lebih “aman”. Hari ini adalah hari yang sudah dinantikan. Fiks hari ini, bismillah. Berdoa dan berharap bahwa hari ini aktivitas berjalan dengan lancar dan barakah tentunya.

Hari ini, pukul 04.00 sms berbunyi “Kita mau ambil jadwal kereta yang jam berapa?”

“Jam 05.00 terlalu pagi, belum siap-siap.” jawabku. “Kita ambil yang jam 06.00 pagi saja.”

“Oke!” deal jam 05.00 kita jalan ke stasiun ya.”

“Saya tunggu di rumah.”

Aktivitas rumah menyiapkan bekal anak sekolah untuk berangkat pagi ini, hari ini, dibantu oleh belahan jiwa. Alhamdulillah belahan jiwa dulu mantan mahasiswa yang kos sehingga biasa masak sendiri. 

Jadi hari ini membantu sudah biasa hanya perlu mengumpulkan data-data ke pikiran dan digerakkan oleh tubuh. Sreng-sreng nuget dan rtelur sudah dalam proses dimasak. Hari ini, persiapan pagi ini sudah mendekati serratus persen.

Hari ini, pagi ini cus jalan ke tempat tujuan. Jarak dari rumah sekitar empat puluh menit menurut info google. Masih ada sepuluh menit dari waktu keberangkatan setelah kami sampai di tujuan.

Menunggu kendaraan yang akan kami tumpangi,foto sejenak dan kirim dokumentasi ke group bukti sedang otw ke tujuan. Berjalan ke arah tempat scan untuk cetak tiket lalu antri menuju arah keberangkatan. Pemeriksaan tiket .

“Ibu Nur, yang mana?”

“Saya sendiri Pak!”

“Mohon Ibu ke bagian layanan pelanggan dulu ya.”  Masih ada sepuluh menit.”

“Siap, nuhun Pak”

Bergegas kami berjalan mencari papan nama bertuliskan layanan pelanggan. Cukup mudah ditemukan karena di depan terpampang tulisan besar-besar “layanan pelanggan”. 

Ruangannya berada di depan arah kedatangan.Kami masuk dan di sana sudah ada seseorang yang duduk, seperti di loket. Menyapa kami dengan ramah. Kami langsung menyampaikan hal mengapa kami datang ke ruangan itu.

“Oh tidak bisa Bu. Ibu harus booster dulu” kalau hanya vaksin kedua belum bisa berangkat.”

“Tidak ada PCR atau apa Bu, pengganti vaksin ketiga ini?”

“Tidak ada, tetap harus vaksin ketiga.”

“Oohhh, tapi kami sudah di sini. Bagaimana ya Bu?”

“Tetap tidak bisa, mohon maaf. Kami hanya menjalankan peraturan. Info ini sudah disampaikan secara umum.”

“Oohhh. jika tidak bisa berangkat,apakah uang tiket bisa kembali Bu?’

‘Bisa, tetapi pembatalan dilakukan tiga puluh menit sebelumnya.”

“Ooohhh.”

Serentak wajah panik dan bingung kami nampakkan dengan sukses.

Panik, sudah terbayang bahwa kami tidak bisa berangkat. Bingung mau lanjut atau kembali ke rumah. Lanjut tentu secara waktu akan habis di perjalanan. 

Tidak berangkat tentu sangat disayangkan. Hari ini adalah hari yang sudah kami rencanakan pada hari-hari sebelumnya. Dengan persiapan yang sudah maksimal.

Istiqfar kami ucapkan. Sedikit lebih tenang. Lalu kami duduk dan memakan roti yang baru saja kami beli  ketika baru sampai dengan niat akan dimakan di dalam kendaraan yang akan kami tumpangi. 

Sejak pukul empat pagi, lambung belum diisi oleh makanan. Biasanya lambung ini sudah menyapa dengan bunyinya yang menurut saya tidak terlalu bernada. 

Mungkin karena fokus pada aktivitas hari ini maka sang lambung bersabar dan mendahulukan anggota tubuh yang lain. Terima kasih. Hari ini, pagi ini setelah rencana berjalan tidak sesuai harapan, lambung baru kusapa dengan sepotong roti keju.

Senyum kami tampakkan. Dan ucapan pemberi semangat saling berebutan kami ucapkan.

“Ya sudah tidak apa-apa tidak jadi berangkat, belum waktunya.”

“Iya, belum takdirnya.”

“Semoga ada hikmahnya.”

“Iya, semoga ada pembelajaran yang dapat diambil.”

“Insyaa Allah, niat kita sudah sampai.”

“Iya, niat sudah sampai walaupun badan tidak ikut.”

“Insyaa Allah, sudah tercatat sebagai kebaikan hari ini.”

“Iya, sudah tercatat dan menjadi sebuah prosa.”

“Kita tidak sedih kan.”

“Iya, sedih jangan mampir di hati kita.”

“Semangat.”

“Keep fighting!”

Kami beranjak dari ruang kecil itu untuk melanjutkan aktivitas rutin hari ini yang  sempat hari ini akan ada aktivitas yang berbeda. Kembali pulang untuk melanjutkan aktivitas rutin hari ini. 

Sepanjang perjalanan pulang, kami terdiam.  Di dalam hati kami mungkin sedang asyik berdialog dengan diri kami masing-masing. 

Hari ini, kami bergerak mengejar waktu untuk mengejar pembelajaran lain yang nun jauh di sana tetapi kadang kami lupa bahwa saat ini, hari ini kami sedang mendapat pembelajaran hidup tentang hidup.

Hari ini, kami menjalani sisa waktu 

Hari ini, mengisi sisa waktu dengan kumpulan aktivitas 

Hari ini, mengumpulkan aktivitas berangkat dari niat yang beragam

Hari ini, niat yang beragaman sudah sampai pada ujungnya

Hari ini, ujung aktivitas berjalan tidak sesuai keinginan diri

Hari ini, sisa waktu untuk mengumpulkan aktivitas berangkat dengan niat keinginan diri sendiri, namun lupa bahwa berangkat beraktivitas harus bersama dengan Pemilik waktu.

Hari ini agak berat melangkah menapaki aktivitas rutin. Semoga jika bertemu hari seperti hari ini melangkah lebih ringan. Hari ini,belajar dengan tema “menerima” dengan media booster. Menerima apa? Hari ini,belajar menerima sesuatu yang  sesuai kehendak Pengatur Laku manusia. Duhai hati bantu mengisi hari ini….

Dhuha, tahun 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun