c. Keterbatasan Dana dan Ketergantungan pada BOS
Walaupun MBS memberikan kewenangan bagi sekolah untuk mengelola anggaran secara mandiri, banyak sekolah terutama di daerah masih sangat bergantung pada dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Dana tersebut sering kali tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan operasional, inovasi pembelajaran, maupun peningkatan sarana-prasarana.
Kurangnya kemampuan sekolah dalam menggali sumber pendanaan alternatif dari masyarakat, dunia usaha, atau CSR juga menjadi penghambat.
d. Budaya Organisasi Sekolah yang Masih Hierarkis dan Kurang Partisipatif
MBS menekankan partisipasi semua pihak, namun dalam praktiknya banyak sekolah masih menerapkan pola kepemimpinan top-down. Guru sering hanya berperan sebagai pelaksana kebijakan, bukan pengambil keputusan. Akibatnya, semangat inovasi dan tanggung jawab bersama sulit tumbuh. Budaya organisasi yang kaku juga menyebabkan resistensi terhadap perubahan, terutama ketika sekolah mencoba menerapkan inovasi pembelajaran atau sistem manajemen baru.
e. Keterbatasan Kapasitas Guru dalam Manajemen dan Inovasi Pembelajaran
Guru merupakan ujung tombak pelaksanaan MBS. Namun, banyak guru yang belum terbiasa dengan peran ganda sebagai pendidik sekaligus anggota tim manajemen sekolah. Kurangnya pelatihan dalam perencanaan program, analisis kebutuhan, dan evaluasi mutu menjadi kendala dalam pelaksanaan MBS yang efektif. Selain itu, sebagian guru masih fokus pada rutinitas mengajar tanpa terlibat aktif dalam pengambilan keputusan strategis sekolah.
Menghadapi berbagai tantangan dalam pelaksanaan MBS, mulai dari aspek kepemimpinan, partisipasi masyarakat, keterbatasan sumber daya, hingga budaya organisasi. caranya dengan komitmen bersama antara kepala sekolah, guru, komite, dan pemerintah daerah, tantangan tersebut dapat diatasi melalui pendekatan kolaboratif dan inovatif.
Kunci sukses MBS terletak pada tiga hal: kepemimpinan yang visioner, partisipasi aktif semua pihak, dan transparansi dalam pengelolaan sekolah. Jika ketiga elemen ini berjalan seimbang, maka MBS akan menjadi sarana efektif untuk membangun sekolah yang mandiri, akuntabel, dan berorientasi pada mutu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI