Mohon tunggu...
Harry Ramdhani
Harry Ramdhani Mohon Tunggu... Teknisi - Immaterial Worker

sedang berusaha agar namanya di (((kata pengantar))) skripsi orang lain. | think globally act comedy | @_HarRam

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gomah, Lebaran, dan Rendang

6 Juli 2016   17:40 Diperbarui: 13 Mei 2021   21:27 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kembali ke fitri. Ketupat dan rendang bertemu lagi

Ketupat (sayur) dan rendang adalah pertemuan sahabat yang lama tak jumpa dan saling memaafkan.

MALAM LEBARAN kemarin Gomah duduk di teras sendirian. Sekitar pukul 10 saya baru pulang. Tidak seperti hari-hari biasa saat puasa lalu. Tidak ada tawaran, "udah makan belum?"

Barangkali ada yang Gomah pikirkan. Wajahnya murung. Namun, saya masih bisa melihatnya walau lampu teras dimatikan.

Selama bulan puasa ini, setiap hari Gomah menunggu saya pulang dan dengan pertanyaan, "udah makan belum?" Tentu saya jawab belum. Maka Gomah akan pergi ke dapur menyiapkan. Memghangatkan sayur lodeh dan menggoreng telor ceplok, menyiangi soto ayam, apa saja pokoknya. Kalau hari itu Gomah tidak masak ia akan bilang: Udah makan? Hari ini gak masak, beli nasi padang atau apa gitu biar bisa sekalian sahur.

Selesai cuci kaki, muka dan tangan, saya kembali ke teras menemui Gomah. Ia masih duduk-duduk saja dengan kopi yang dingin. Tidak. Tidak ada tawaran makan juga. Saya bakar rokok dan ikut minum kopi sama Gomah.

Lima menit pertama tanpa ada yang memulai bicara. Lima menit kedua saya cecap kopi. Lima menit ketiga, "rendangnya hancur," ujar Gomah.

Jujur saya kaget. Gomah dan masakannya adalah sahabat. Saya tahu rasanya dikhianati seperti itu. Lagi pula, untuk tahun ini sengaja Peang yang minta rendang.

"Hancur gimana?" tanya saya.

"Ya hancur, gak berbentuk,"

Tadinya saya ingin tanyakan kenapa bisa hancur, tapi niat itu saya urungkan. Alasannya tentu karena takut membuat Gomah kembali sakit hati dan saya sendiri tidak tahu cara memasak rendang yang baik.

Saya pergi masuk. Ke dapur. Saya ingin melihat hancur seperti apa yang Gomah maksud.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun